Sinopsis & Review Leatherface, Kisah Asli Sang Pembunuh Berantai
Leatherface adalah seri kedelapan dalam waralaba horor thriller populer Texas Chainsaw Massacre. Seri ini sendiri bertindak sebagai prekuel dari film aslinya di tahun 1974, The Texas Chain Saw Massacre, dan juga sekuelnya yang berjudul Texas Chainsaw 3D (2013).
Sebagai sebuah prekuel, film ini pun mengisahkan tentang asal usul karakter utama dalam keseluruhan waralaba tersebut yang bernama Jackson alias Jedidiah Sawyer.
Ia akhirnya dikenal dengan sebutan Leatherface, seorang pembunuh berantai yang selalu menggunakan gergaji mesin untuk menghabisi nyawa orang-orang.
Aktor Sam Strike kemudian memerankan karakter Jackson bersama dengan aktris Lili Taylor sebagai ibunya, Verna, pemimpin keluarga Sawyer yang semua anggotanya adalah pembunuh sadis.
Lalu, Vanessa Grasse sebagai Elizabeth "Lizzy" White, seorang perawat, dan Stephen Dorff memerankan Hal Hartman, seorang polisi yang ingin membalas dendam kepada keluarga Sawyer. Seperti apa kisahnya? Simak sinopsisnya berikut ini.
Sinopsis

Pada tahun 1955, Ted Hardesty bersama pacarnya, Betty Hartman, sedang mengemudikan mobil untuk menuju ke sebuah tempat.
Di jalanan pedesaan, mereka menemukan seorang anak, Jedidiah Sawyer, yang terlihat sedang terluka. Betty lalu keluar dari mobil dan mencoba untuk menolongnya. Tetapi, Jedidiah malah melarikan diri menuju ke gudang yang terbengkalai.
Betty kemudian tetap mengejarnya meski Ted sudah melarangnya untuk pergi. Di tempat itu, Betty ternyata dijebak dan langsung dibunuh oleh keluarga Sawyer secara sadis.
Beberapa waktu selanjutnya, ayah Betty, Sheriff Hal Hartman, datang ke lokasi dan menemukan putrinya yang telah tewas mengenaskan.
Verna Sawyer, ibu dari Jedidiah, lalu berdalih bahwa keluarganya bukanlah pelaku pembunuhan tersebut. Sherriff Hartman tentu tidak percaya akan ucapannya.
Ia pun sudah sejak lama mencurigai keluarga Sawyer atas setiap kasus pembunuhan yang terjadi di wilayahnya. Ia lalu menahan Jedidiah dan mengirimnya ke rumah sakit jiwa Gorman House Youth Reformery.
10 tahun kemudian, ada seorang perawat baru di Gorman House Youth Reformery bernama Elizabeth "Lizzy" White. Setelah beberapa waktu bekerja di sana, Lizzy lalu membentuk hubungan pertemanan dengan seorang anak laki-laki bernama Jackson alias Jedidiah Sawyer.
Di suatu hari, Verna datang ke rumah sakit tersebut untuk melakukan kunjungan keluarga. Akan tetapi, direktur rumah sakit, Dokter Lang, menolak kedatangan Verna.
Ia tidak ingin melihatnya menemui Jackson. Verna kemudian menciptakan keonaran dan membuat seisi ruangan menjadi kacau hingga para pasien mencoba untuk melarikan diri.
Para pasien yang semuanya terkena gangguan mental mulai berulah liar. Beberapa diantaranya tewas terbunuh. Lizzy lalu diselamatkan oleh Jackson ketika ia hendak dibunuh oleh salah satu pasien gila.
Jackson kemudian menyelamatkannya keluar bersama dengan temannya yang bernama Bud. Namun, mereka kemudian dibawa oleh pasien gila lainnya yang bernama Ike dan Clarice.
Selepas semuanya berganti pakaian, mereka masuk ke sebuah restoran untuk sarapan. Di tempat itu, Ike dan Clarice bertindak di luar batas dengan membunuh seluruh pelanggan restoran, termasuk pelayannya.
Sheriff Hartman tiba di tempat kejadian. Ia langsung menyimpulkan jika pelakunya adalah pasien gila dari Gorman House Youth Reformery, termasuk Jedidiah Sawyer.
Di tempat persembunyian, Bud membunuh Ike yang selalu mengolok-ngolok dirinya. Selanjutnya, Clarice tewas ditembak oleh Sheriff Hartman yang menemukannya sedang bersembunyi.
Di sisi lain, Jackson, Lizzy, dan Bud berusaha melarikan diri dari kejaran polisi. Sayangnya, Bud tewas tertembak oleh Deputi Sorells, sedangkan Sheriff Hartman berhasil melukai bagian wajah Jackson dengan tembakannya, dan Lizzy mengalami luka ringan di tubuhnya.
Pada malam harinya, Lizzy terbangun di sebuah gudang tempat Betty Hartman tewas dibunuh. Ia lalu menemukan dirinya tengah disandera bersama Jackson oleh Sheriff Hartman.
Ketika Hartman ingin membunuh mereka, keluarga Sawyer datang menyelamatkannya, dan melumpuhkan sang sheriff tersebut.
Di kediaman keluarga Sawyer, Verna menjahit bagian wajah Jedidiah yang rusak akibat terkena tembakan senjata. Ia lalu membawanya ke sebuah ruangan tempat dimana Lizzy dan Hartman ditahan.
Verna kemudian memberikan gergaji mesin kepada anaknya itu dan meminta untuk membunuh keduanya menggunakan alat tersebut.
Perubahan Jackson Jadi Pembunuh Kurang Mengesankan

Sejak rilis pertama kali di tahun 1974, The Texas Chain Saw Massacre telah menghasilkan sejumlah sekuel Film ini juga menjadi franchise horor thriller yang cukup populer.
Franchise ini berhasil menciptakan satu karakter pembunuh ikonik berjuluk Leatherface, yang bisa menandingi ketenaran sosok pembunuh lainnya seperti Jason Voorhees, Michael Myers, dan juga Freddy Krueger.
Film Leatherface sendiri adalah angsuran ke-8 dalam franchise The Texas Chain Saw Massacre, sekaligus menjadi sebuah prekuel yang mengisahkan latar belakang Jedidiah Sawyer, anggota termuda dari keluarga Sawyer.
Di sini, kita tentunya bakal melihat bagaimana dia berubah dari seorang anak kecil yang manis menjadi seorang pembunuh sadis dengan gergaji mesin sebagai senjatanya.
Perubahan Jedidiah sebagai Leatherface memang terlihat kelam, namun perjalanannya menjadi sosok tersebut kurang digali secara dalam.
Sebelum berubah jadi pembunuh, semasa kecilnya ia berbeda dari keluarganya yang semuanya adalah pembunuh. Dalam pesta ulang tahunnya, ia bahkan tidak ingin memenggal kepala seseorang meski sang ibu, Verna, memintanya secara paksa.
Serangkaian peristiwa lalu membawanya ke rumah sakit jiwa. Ia kemudian bertumbuh menjadi seorang remaja yang tidak stabil di sana. Verna mencoba mengeluarkannya dengan cara apapun agar sang anak bisa mewarisi jejak keluarga Sawyer sebagai pembunuh.
Momen tersebut lalu membuat Leatherface berubah dari film horor menjadi cerita pelarian penjara, dan kemudian berubah lagi jadi film jalanan yang telah kehilangan esensi dari franchise ini.
Kita sepenuhnya bakal menyaksikan urutan pelarian yang tidak jelas dari Jackson alias Jedidiah, Lizzy, Bud, Ike, dan Clarice saat mereka dikejar-kejar oleh Sheriff Hal Hartman bersama anak buahnya.
Alur cerita dalam film ini tidak benar-benar intim dalam menyoroti perubahan kepribadian Jackson menjadi Leatherface. Hampir sebagian ceritanya hanya berpusat pada pelariannya bersama dengan teman-temannya yang lain.
Momentum kelam itu hanya terjadi sekilas di bagian akhir, dan saat menjadi Leatherface, ia secara sadis memenggal kepala Hartman, dan juga Lizzy.
Karakter Terasa Hambar dan Situasi Horor Kurang Menjanjikan

Selama 90 menit berjalan, Sam Strike yang berperan sebagai Jedidiah Sawyer/Jackson kurang membangun emosi yang baik terhadap karakternya itu. Rasanya, karakter Jackson masih kurang meyakinkan, baik di awal-awal kemunculannya hingga saat ia berubah menjadi Leatherface.
Dalam perjalanan karakternya, tidak ada ketegangan yang membuat Jedidiah harus menolak menerima takdirnya sebagai sosok pembunuh tersebut.
Walaupun perubahannya terlihat malang dan juga kelam, tetapi sangat disayangkan film ini tidak menawarkan momen yang mendebarkan saat ia bertransformasi jadi Leatherface di penghujung cerita.
Leatherface pun kemudian tidak menawarkan sudut pandang yang memukau. Tidak ada empati terhadap karakter utamanya .Atmosfer horor misteri menegangkan juga tidak terasa sama sekali.
Walaupun film ini masih bisa memberikan pembunuhan sadis, dan brutal, tetapi semuanya tidak cukup untuk membuat Leatherface unjuk gigi selama film berlangsung.
Sementara itu, Vanessa Grasse yang berperan sebagai Elizabeth "Lizzy" White terlihat kurang meyakinkan sama seperti Strike. Ia juga terkesan masih canggung untuk mendalami karakternya itu. Sosok Lizzy secara penampilan fisik sangat baik, tetapi rasa ketakutan yang ia perlihatkan kurang memberikan kesan yang berarti.
Lalu, Stephen Dorff sebagai Sheriff Hal Hartman menjadikan karakternya sebagai seorang pendendam yang tak kenal ampun. Hartman pun sebenarnya bukanlah sosok karakter yang benar-benar baik. Ia ingin menghabisi seluruh keluarga Sawyer karena telah membunuh putrinya.
Dalam keluarga Sawyer, Verna, yang diperankan oleh Lili Taylor, adalah sosok pemimpin yang bersenang-senang dengan setiap pembunuhan. Ia merupakan dalang utama yang mampu menghasut Jackson untuk berubah menjadi seorang pembunuh kejam dengan senjata gergaji mesin.
Salah Satu Seri yang Kurang Mumpuni

Meski bertindak sebagai prekuel dan mencoba untuk memberikan latar belakang terhadap karakter pembunuh utamanya, Leatherface bukanlah film terakhir dalam franchise The Texas Chainsaw Massacre. Film ini sesungguhnya bisa dibilang salah satu angsuran yang meragukan dan kurang memuaskan dalam franchise tersebut.
Leatherface berusaha untuk serius dan menjanjikan sebuah pengalaman menonton yang benar-benar mumpuni. Tetapi sayangnya, lewat premis cerita yang monoton dan juga visual sinematografinya yang ala kadarnya serta kurang memikat, film ini berjalan sangat biasa- biasa saja.
Ciri khas pembunuhan menggunakan gergaji mesin tidak terlalu banyak diperlihatkan. Seharusnya film ini bisa menakutkan, dan juga sepenuhnya brutal mengerikan seperti waralaba pembunuhan lainnya semisal Saw maupun Wrong Turn.
Pada akhirnya, Leatherface rasanya digarap secara kurang maksimal, dan juga solid. Namun terlepas dari itu, bagi yang ingin melihat secara jelas perjalanan Jedidiah Sawyer menjadi sang pembunuh berantai yang ikonik, film ini sudah tersedia di Netflix. Selamat menonton!
