logo web

Sinopsis dan Review Film A Quiet Place: Day One

Ditulis oleh Sera Serinda A
A Quiet Place: Day One
3.2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Kesuksesan dua film pertamanya membuat John Krasinski dan tim produksi setuju untuk melanjutkan saga A Quiet Place. Meski dalam film ketiganya ini Krasinski mundur dari bangku sutradara dan hanya fokus sebagai penulis naskah bersama Michael Sarnoski, film ini tetap menarik perhatian Masyarakat sejak pertama kali diumumkan.

Day One sendiri mengambil sudut pandang berbeda dari kisah invasi alien buta yang peka terhadap suara tersebut. Ia berfokus pada tokoh baru dengan latar tempat juga waktu yang berbeda dari film-film sebelumnya. Jadi, seperti apa kisah yang ditawarkan film prequel spin off dari A Quiet Place ini?

Sinopsis

review A Quiet Place Day One__

Sam (Lupita Nyong'o) adalah seorang wanita pengidap kanker stadium akhir yang tinggal di sebuah panti perawatan di kota New York. Ia tinggal bersama para pasien lain dan dengan kucing kesayangannya, Frodo.

Suatu hari Reuben (Alex Wolff), perawat yang paling dekat dengannya, mengajak Sam untuk ikut dalam perjalanan kelompok ke Manhattan. Sam pun setuju, tapi ia meminta Reuben untuk mengantarnya beli pizza juga di sana.

Setelah mampir ke sebuah toko, mereka melanjutkan perjalanan menggunakan bus, tapi Reuben memberikan kabar bahwa mereka tak punya waktu untuk beli pizza dan harus segera kembali ke panti perawatan. Kabar ini tentu membuat Sam kecewa karena lagi-lagi Reuben melanggar janjinya.

Meski akhirnya menurut, Sam jadi bete. Ia sampai tak sadar bahwa lalu lintas kota sangat padat. Orang-orang tengah melihat langit, menatap banyak objek yang berjatuhan dari sana. Ketika sadar akan keanehan ini, Sam pun ikut melihat kejadian tersebut. Tak lama, salah satu objek itu pun menghantam kota.

Kepanikan mulai terjadi karena kini kota tertutup asap dan abu. Sam untungnya masih selamat, dan ia mulai sadar bahwa kini ada moster ganas yang menyerang penduduk. Sam berusaha menyelamatkan diri dari kejaran monster-monster tersebut. Sayangnya karena kondisi tubuhnya semakin melemah, ia jatuh pingsan.

Sam lantas terbangun di sebuah teater bersama Frodo dan beberapa orang yang selamat lainnya, termasuk Reuben. Semua orang diam, dan seorang penyintas lain bernama Henri (Djimon Hounsou) memberi isyarat kepada Sam untuk tetap tenang.

Di saat bersamaan, helikopter militer memperingatkan semua orang untuk tetap diam dan bersembunyi sampai bantuan datang. Jembatan yang menghubungkan kota juga sengaja diledakkan pemerintah untuk mencegah para monster penyerang itu melarikan diri dari pulau.

Menyaksikan sendiri prosedur ini membuat seorang penyintas jadi panik dan berteriak karena merasa ia akan terjebak selamanya. Hal ini tentu membuat Sam dan Henri khawatir para monster akan datang bila pria itu uterus bersuara. Saat mencoba ditenangkan, Henri pun tidak sengaja membunuh pria tersebut.

Setelah salah satu monster membunuh Reuben, Sam membawa Frodo dan menuju Harlem. Ia teguh dengan tekadnya untuk memakan pizza di sana. Pihak militer lalu mengumumkan bahwa kapal-kapal telah disiapkan untuk mengevakuasi orang-orang dari bagian selatan kota.

Sayangnya saat orang berbondong-bondong menuju ke titik evakuasi, suara kerumunan menarik perhatian para monster, menyebabkan mereka menyerang dan memulai pembantaian kembali. Sam berlari ke arah yang berlawanan sambil menghindari para monster dan terpisah dari Frodo. Ia lalu terjatuh karena kelelahan.

Frodo si kucing malah berlari menuju arah pintu masuk kereta bawa tanah, tempat seorang mahasiswa hukum asal Inggris bernama Eric (Joseph Quinn) keluar dari banjir dan melihatnya. Eric lalu mengikuti Frodo sampai ia menemukan Sam.

Karen tak tahu apa-apa, Sam mencoba memberitahu Eric tentang situasi yang terjadi dan membujuknya untuk pergi ke tempat evakuasi. Namun Eric, yang punya panic attack, malah memutuskan ikut dengan Sam ke apartemennya guna mengambil obat pereda nyeri. Di situlah keduanya berkenalan dan Eric jadi tahu apa tujuan Sam datang ke Harlem.

Tersentuh dengan cerita Sam, Eric memutuskan untuk membantu. Mereka lalu pergi ke Harlem bersama, menghindari kejaran monster di sepanjang perjalanan.

Ketika kondisi kesehatan Sam semakin memburuk, Sam bercerita tentang bagaimana ia sering menonton ayahnya bermain jazz dan kemudian makan pizza bersama. Itulah yang menjadi alasannya datang ke Harlem, Sam ingin melakukan hal-hal tersebut sebelum meninggal.

Utungnya, setelah cukup lama berjalan, Sam dan Eric berhasil melakukannya. Eric bahkan memberikan hiburan tambahan pada Sam dengan mempertontonkan sebuah pertunjukan sulap “bisu”.

Ketika melihat sebuah perahu evakuasi yang siap berangkat di dekat mereka, Sam dan Eric pun bergegas menuju perahu itu. Tetapi saat menyadari bahwa para monster berada di pelabuhan, Sam berkorban dengan memberikan Frodo kepada Eric dan mengalihkan perhatian makhluk-makhluk itu.

Eric, yang membawa Frodo, melompat ke dalam air dan ditarik ke perahu oleh Henri. Di dalam jaketnya, Eric menemukan sebuah catatan dari Sam yang memintanya untuk menjaga Frodo dan berterima kasih karena telah mengingatkannya untuk hidup.

Sam dalam kondisi yang sudah lega karena semua keinginan terakhirnya terpenuhi, memutuskan untuk tinggal di kota sampai ajal menjemput. Ia lalu mendengarkan lagu "Feeling Good" dari Nina Simone di radio dengan hati senang. Sam melepaskan earphone-nya dan menunggu para monster muncul di belakangnya.

Bertahan Hidup Demi Pizza

review A Quiet Place Day One_6_

Mungkin akan banyak yang beranggapan bahwa tujuan Sam bertahan hidup demi melahap pizza terasa konyol, namun bagi saya plot ini cukup menyentuh. Cara setiap orang untuk mendapatkan ketenangan dalam dirinya pasti berbeda-beda dan tak selalu harus terkait dengan hal-hal rumit.

Tujuan sederhana Sam untuk makan pizaa buktinya dapat membuat ia punya semangat hidup di tengah kondisi apokaliptik. Ia sampai bisa membantu orang lain, tak termakan rasa takutnya akan monster ataupun kematian.

Perjalanan Sam untuk mendapatkan pizza pun berakhir haru sekaligus hangat karena ternyata tujuan tersebut berkaitan dengan ayahnya yang sudah meninggal. Sam akhirnya bisa melepaskan kepergian ayahnya dengan tenang bahkan bisa mengingat kembali berbagai kenangan indah yang ia habiskan bersama sang ayah. Pada akhirnya, Sam merasa hidupnya sudah tak terbebani apapun lagi.

Tak Istimewa

review A Quiet Place Day One_4__1

Jika melihat gambaran besarnya, A Quiet Place: Day One tidak berbeda dengan film invasi alien lainnya. Yang membuatnya berbeda dari dua film A Quiet Place sebelumnya pun hanyalah setting tempatnya yang lebih urban karena berlatar di perkotaan.

Fokus ceritanya juga tetap terpusat pada satu atau dua tokoh saja, padahal saya sebelumnya berekpektasi bahwa film ini akan menceritakan bagaimana historis para monster tersebut ada di Bumi. Namun, hingga di akhir film, pertanyaan ini masih tak terjawab.

Kurang Mencekam

review A Quiet Place Day One_5_

A Quiet Place bagi saya menyajikan kesulitan para tokohnya yang harus bisa tetap “bisu” di tengah serangan alien ganas yang peka terhadap suara. Di film-film sebelumnya, elemen kesulitan ini terasa sangat berat karena beberapa situasi yang terlalu mengerikan harus dialami para tokoh.

Masih ingat ketika Evelyn menginjak paku di tangga saat akan bersalin? Juga upayanya untuk bisa mendiamkan bayinya yang menangis? Saking mengerikannya situasi tersebut, saya sampai merasa sesak saat menonton. Namun, elemen-elemen thrill ini yang membuat A Quiet Place jadi sangat menarik.

Saya kira elemen tersebut juga akan hadir dalam A Quiet Place: Day One, tapi ternyata tidak. Memang sih, kesialan Sam, sang protagonis, hadir dalam bentuk penyakit yang diderita, namun ia yang masih kuat berlari setelah kakinya yang terjepit mobil, bahkan bisa berenang terkadang membuat saya melupakan kesakitannya.

Tidak ada aspek kesialan lain selain hal tersebut, alhasil kadar kengerian pun jadi tak sebanding dengan dua film sebelumnya.

Akting yang Pas meski Kurang Karakterisasi

review A Quiet Place Day One_2_

Bukan tanpa alasan Lupita Nyong'o memenangkan Academy Awards tahun 2014 di kategori Aktris Pendukung Terbaik, performanya memang selalu memukau di hampir setiap film yang ia bintangi, termasuk di film ini.

Ekspresi dan pendalaman emosi Sam dilakukannya dengan baik walau tak banyak dialog diucapkan. Timbal balik ekspresi dengan para pemain lain, termasuk Joseph Quinn juga sangat luwes, kita bahkan bisa mengerti apa yang mereka rasakan walau tak ada satu pun kata yang terlontar.

Sayangnya, karakterisasi para tokoh terasa kurang imbang di film ini. Meski karakter Eric baru diperkenalkan di 2/3 awal film, sebagai salah satu tokoh utama seharusnya ia diberikan highlight backstory yang sama intensnya dengan Sam, bukan hanya sebagai “mahasiswa hukum asal Inggris” saja. Alasan mengapa Eric mengidap serangan panik baiknya disajikan karena ini cukup mengganggu survival mode-nya.

Selain Sam dan Eric, atensi saya juga tertuju pada Frodo, kucing milik Sam yang jadi salah satu penyitas selamat. Saya heran mengapa Frodo jarang mengeong padahal membawa hewan peliharaan dalam kondisi dunia yang akan berakhir harusnya super duper merepotkan. Meski begitu, kehadiran Frodo memercikkan warna baru dalam film ini. Yup, si kucing sangat menggemaskan!

review a quiet place day one_showpoiler_

Secara keseluruhan A Quiet Place: Day One menawarkan kisah tentang inner peace yang menarik di tengah kondisi apokaliptik. Meski tak semencekam dua film pendahulunya, vibes film ini cukup menegangkan dan hangat dengan latar tempat perkotaan dan banyaknya pemain figuran yang dilibatkan.

Sayangnya setelah menonton film ini masih ada ketidakpuasan dalam diri saya tentang asal usul para monster alien yang menyerang Bumi. Padahal saya kira histori ini akan dibahas karena dua film sebelumnya juga tak menyajikan informasi apa pun.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram