Review & Sinopsis Laskar Pelangi, Film yang Menginspirasi
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.
Laskar Pelangi merupakan film yang diadaptasi dari novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Film ini dirilis pada 26 September 2006 dan disutradarai oleh Riri Riza. Skenario film Laskar Pelangi ditulis Salman Aristo, dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Film ini sangat sukses dan menjadi film dengan penonton terbanyak ke-4 di Indonesia.
Latar film Laskar Pelangi diambil di Pulau Belitung, dengan melibatkan pemeran lokal dalam pembuatan filmnya. Film Laskar Pelangi menyatukan 12 aktor professional Indonesia dengan 12 anak lokal Belitung yang pintar dalam berakting. Film berdurasi 125 menit ini sangat menginspirasi dengan banyaknya hal baik yang bisa diambil.
Film yang menceritakan mirisnya dunia pendidikan di Indonesia ini sangat menyentuh bagi siapapun yang menontonnya. Tak heran jika fil yang diproduseri oleh Mira Lesmana ini menjadi salah satu film favorit dan terbaik di Indonesia. Apa saja yang membuat film ini menjadi film terbaik di Indonesia? Simak ulasannya berikut ini!
Sinopsis
Tahun Rilis | 2008 |
Genre | Adventure, Drama, Family |
Sutradara | Riri Riza |
Pemeran | Cut Mini Ikranagara Slamet Rahardjo Djarot Mathias Muchus Teuku Rifnu Wikana Zulfanny Ferdian Verrys Yamarno Jefrry Yanuar Dewi Ratih Ayu Safitri Suhendri Marchella El Jholla Febriansyah Yogi Nugraha M. Syukur Ramadan Suharyadi Syah Ramadhan Levina |
Review | Baca di sini |
Laskar Pelangi menceritakan kisah anak-anak dari Desa Belitung yang dikategorikan sebagai anak-anak miskin di Belitung. Anak-anak tersebut tidak berhenti berusaha untuk memperbaiki masa depan mereka. Mereka merupakan siswa SD Muhammadiyah, SD tertua di desa Belitung. Di sekolah ini terdiri dari 10 siswa, hingga tak lepas dari ancaman penutupan.
Kesembilan siswa tersebut adalah Ikal, Lintang, Mahar, A Kiong, Syahdan, Borek, Sahara, Kucai, Trepani, dan Harun. Ibu Muslimah, satu-satunya guru di SD Muhammadiyah yang diperankan oleh Cut Mini, dan Pak Harfan, kepala sekolah SD Muhammadiyah yang diperankan oleh Ikranagara, terus berupaya untuk mempertahankan SD Muhammadiyah agar tidak tutup.
Semula siswa di SD Muhammadiyah hanya berjumlah 9 siswa, kemudian datanglah Harun, anak keterbelakangan mental yang menyelamatkan sekolah di saat semua murid dan guru sudah gelisah dan khawatir sekolah akan ditutup. Setelah murid genap 10 siswa, sekolah dengan bangunan seadanya tersebut tetap diizinkan untuk beraktivitas seperti sekolah pada umumnya.
Pemeran utama film Laskar Pelangi adalah Ikal. Siswa SD Muhammadiyah yang memiliki ketertarikan besar pada dunia sastra. Ia gemar menulis puisi. Ada juga Lintang, siswa SD Muhammadiyah yang menjadi siswa paling pintar di sekolah karena kejeniusannya. Ia merupakan anak nelayan miskin yang bercita-cita menjadi ahli matematika.
Ada satu siswa yang dikenal memiliki bakat dalam bidang seni, yaitu Mahar. Ia yang menjadi pencetus ide saat sekolah berencana mengikuti perlombaan semacam karnaval. Mahar memberikan ide untuk menari dengan aksesoris yang terbuat dari tumbuhan langka di Belitung. Tumbuhan tersebut membuat gatal, sehingga mereka menari seperti orang kesetanan, tetapi ide tersebut membuat SD Muhammadiyah dapat memenangkan lomba.
Hari-hari yang dilalui semakin mengukir kenangan, kebahagiaan, dan penuh dengan canda tawa. Meski begitu, Lintang tetap berjuang dalam pendidikan. Ia rela menempuh jarak yang sangat jauh untuk bisa sampai ke sekolahnya dengan menggunakan sepeda. Perjuangan Lintang untuk bisa sampai ke sekolah harus melalui danau yang terdapat buaya di dalamnya.
Kecerdasan Lintang terbukti ketika ia, Ikal, dan Sahara mengikuti perlombaan cerdas cermat. Ketiga siswa tersebut bisa mengalahkan Drs. Zulfikar, guru SD PN yang merupakan sekolah elit di Belitung. Lintang dan teman-temannya membuktikan meskipun fasilitas terbatas, mereka tetap kerja keras dan menjadi siswa yang pintar.
Film yang Sangat Menginspirasi
Sebagai film yang mengangkat cerita tentang pendidikan, Laskar Pelangi bukan hanya menghadirkan potret pendidikan di desa, melainkan kisah persahabatan yang sangat erat dan kaya akan makna. Suasana senang dan sedih sangat terasa, ketika Lintang berhasil memenangkan lomba cerdas cermat, tetapi dalam waktu yang sama ia memutuskan untuk berhenti sekolah.
Ada banyak konflik yang terjadi dalam film ini. Dimulai saat waktu pendaftaran sekolah siswa yang daftar tidak mencukupi batas minimum yang ditentukan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Selatan. Sehingga, apabila siswa yang mendaftar kurang dari 10 sisa maka sekolah terpaksa ditutup.
Hari pendaftaran tiba, jumlah siswa yang terdaftar baru sembilan orang. Di tengah kecemasan, akhirnya Pak Harfan selaku kepala sekolah dan Bu Muslimah selaku guru, memutuskan untuk penerimaan murid baru dibatalkan. Saat hendak memulai pidato, terlihat seorang Ibu datang bersama anaknya, Harun, untuk mendaftar sebagai siswa di SD Muhammadiyah.
Hari berlalu dan berjalan dengan aktivitas sekolah pada umumnya. Lalu tiba waktunya SD Muhammadiyah mengikuti karnaval. Meski sempat dipermasalahkan karena tidak memiliki dana, Bu Muslimah berkeras untuk mengikutsertakan murid-muridnya. Dengan jiwa seni dan kejeniusan dari Mahar, mereka berhasil mendapatkan piala kemenangan.
Konflik yang paling membawa emosi penonton adalah ketika lomba cerdas cermat. Dimana semula SD Muhammadiyah tertinggal angka saat melawan SD PN dan SD Negeri. Saat soal matematika, mereka dapat mengejar skor yang tertinggal dan berhasil memenangkan lomba cerdas cermat. Saat itu saya sebagai penonton turut merasakan kebahagiaan atas kemenangan yang diraih SD Muhammadiyah.
Selepas memenangkan cerdas cermat, Lintang memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah karena ayahnya meninggal dunia dan ia harus menjadi tulang punggung keluarga. Seketika kebahagiaan yang baru saja mereka dapatkan berubah menjadi kesedihan yang teramat dalam. Ketika menontonnya, saya pun merasa sedih ketika siswa sejenius Lintang terpaksa harus putus sekolah.
Pembuatan Film
Film Laskar Pelangi diproduksi oleh Miles Films, Mizan Productions, dan SinemArt dengan lokasi di Pulau Belitung, salah satu pulau cantik di sisi barat Indonesia. Pembuatan film yang diangkat dari novel Laskar Pelangi ini mengadakan casting untuk pemeran anak-anak asli Belitung sebagai pemeran dari siswa SD Muhammadiyah.
Film Laskar Pelangi menggunakan dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari di Pulau Belitung. Bangunan SD Muhammadiyah yang menjadi latar dalam film ini merupakan replika dari SD Muhammadiyah tempat dimana penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata, menimba ilmu.
Soundtrack
Ada beberapa lagu yang mengisi soundtrack film Laskar Pelangi, salah satunya dipercayakan kepada King of Movie Soundtrack, yakni Nidji. Berikut adalah list lagu-lagu yang mengisi soundtrack Laskar Pelangi:
- Laskar Pelangi – Nidji
Lagu Laskar Pelangi dari Nidji menjadi soundtrack utama dalam film Laskar Pelangi. Lagu ini sangat populer, hingga meraih posisi puncak di berbagai film Indonesia, setelah film ini tayang. Lagu ini menceritakan keseluruhan cerita, mulai dari perjuangan siswa untuk terus belajar, kebebasan, dan menggambarkan keindahan alam Pulau Belitung.
- Sahabat Kecil – Ipang
Ipang Lazuardi membawakan lagu Sahabat Kecil yang sangat menggambarkan bagaimana anak-anak Laskar Pelangi sangat erat dalam persahabatan, kompak, dan selalu bersemangat meski dalam kesederhanaan.
- Mengejar Harapan – Gugun The Blues Shelter
Lagu Mengejar Harapan dari Gugun The Blues Shelter menggambarkan kondisi perjuangan SD Muhammadiyah dalam mempertahankan sekolah. Lagu ini bertujuan untuk menyemangati siswa dan guru di seluruh dunia agar tidak menyerah untuk mengejar harapan.
- Tak Perlu Keliling Dunia – Gita Gutawa
Lagu Tak Perlu Keliling Dunia dari Gita Gutawa menggambarkan dengan baik keindahan yang ada di Pulau Belitung. Pesan dalam lagu ini adalah kita tidak perlu jauh-jauh keliling dunia, karena Indonesia khususnya Pulau Belitung sudah sangat kaya dengan keindahannya.
- Lintang – Netral
Band yang terkenal garang di atas panggung, membuat lagu yang berjudul Lintang. Sebagai bentuk semangat dalam menimba ilmu seperti yang sudah dilakukan oleh Lintang, tokoh utama dalam film Laskar Pelangi.
- Bunga Seroja – Mara Karma
Lagu Bunga Seroja memberikan kesan Melayu yang sangat kuat. Sebagai daerah yang memiliki budaya Melayu sangat kental, lagu dari Mara Karma ini sukses membawa pendengar merasakan musik khas Melayu. Lagu ini dilantunkan kembali oleh Mahar dalam film Laskar Pelangi.
Itulah ulasan review film yang sangat menginspirasi, yaitu Laskar Pelangi. Film ini menjadi film favorit di tahun 2008 dimana semua kalangan pasti menonton film berlatarkan Belitung ini. Setelah membaca review film Laskar Pelangi, apakah ingin kembali menontonnya? Yuk, tonton lagi film Laskar Pelangi!