logo web

Review dan Sinopsis Film Korea Time to Hunt (2020)

Ditulis oleh Yanyan Andryan
Time to Hunt
3.6
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Time to Hunt atau dalam bahasa Korea berjudul Sanyangui Sigan merupakan sebuah film yang ditulis, dan disutradarai oleh Yoon Sung-hyun. Film ini ditayangkan perdana pada Festival Film Internasional Berlin ke-70 di bulan Februari 2020,

Sementara itu, film ini di Korea Selatan cukup mendapatkan apresiasi yang baik, dimana Lee Je-hoon yang memerankan karakter Jun-seok, dan Park Hae-soo sebagai Han masuk nominasi dalam kategori Best Actor serta Best New Actor di ajang 56th Baeksang Arts Awards.

Baca juga: Sinopsis dan Review Film Thriller Korea Recalled (2021)

Sinopsis

Sinopsis

Saat mata uang Korea jatuh secara drastis, Jun-seok memutuskan untuk melakukan aksi pencurian terakhirnya bersama dengan sahabatnya, Jang-ho, dan Ki-hoon serta merekrut seorang pria bernama Sang-soo.

Target mereka adalah merampok rumah judi ilegal, yang menyimpan tumpukan dollar Amerika yang sangat banyak. Mereka mengambil berhasil mengambil uang tersebut, dan sebuah hard drive, yang berisikan rekaman transaksi gelap antara pemilik rumah judi, dan berbagai macam penjahat.

Setelah pencurian sukses, Sang-soo tetap bekerja di rumah judi untuk menghindari kecurigaan, sedangkan Jung-seok bersama kedua temannya pergi ke rumah orang tuanya Ki-hoon.

Di sisi lain, pemilik rumah judi sangat marah karena uang, dan hard drive telah dicuri. Ia kemudian merekrut seorang pembunuh bayaran bernama Han untuk melacak para pencuri, dan mengambil kembali hard drive tersebut.

Han lalu menemui Bong-sik, penyuplai senjata api kepada komplotan Jung-seok, untuk mengungkapkan lokasi mereka. Setelah membunuh Bong-sik, Han seterusnya melacak keberadaan Sang-soo.

Jun-seok kemudian menerima telepon dari Sang-soo, tetapi ia menyadari ada sesuatu yang aneh dari panggilan telepon tersebut. Jun-seok lalu membawa Jang-ho dan Ki-hoon untuk melarikan diri, dan mengatakan kepadanya jika ada seseorang yang sedang mengincar mereka.

Ketika mereka tengah melarikan diri, Han berhasil menembak Jang-ho, dan membuat mobilnya mogok. Ketiganya pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka tembak yang diterima oleh Jang-ho.

Mereka mencoba untuk beristirahat sejenak di tempat tersebut, namun Jun-seok melihat Han sudah berada di rumah sakit. Jun-seok mulai menyadari jika Han adalah seorang petugas polisi yang merangkap menjadi pembunuh bayaran.

Saat situasi mulai mencekam, Ki-Hoon memutuskan untuk pergi ke rumah orang tuanya karena curiga mereka berada dalam bahaya, sementara Han kembali memburu Jun-seok, dan Jang-ho untuk segera membunuh keduanya.

Visual Distopia yang Keren

Visual Distopia yang Keren

Time to Hunt mempunyai latar tempat yang cukup unik, dan tidak mencerminkan Korea Selatan seperti yang kita kenal.

Film ini menampilkan sebuah wilayah distopia menyusul krisis keuangan yang telah menghancurkan ekonomi Korea, dan pada akhirnya menimbulkan kerusuhan politik hingga kondisi sosial masyarakat yang kacau.

Potret pertama film ini memperlihatkan kota modern namun sangat kumuh, gambaran tersebut seolah mengingatkan kita pada situasi serupa yang terjadi pada film Children of Men tahun 2006 silam.

Visual selanjutnya kemudian menampilkan beragam mobil yang melewati jalan-jalan yang terhalang polusi, dan pemandangan kota dibayangi oleh papan reklame elektronik.

Arahan Sutradara Yoon Sung-hyun, dan sinematografer Lim Won Geun, cukup berhasil membangun dunia distopia dalam film ini dengan sangat baik.

Visualnya terasa lumayan kelam untuk sebuah kota yang kacau, dimana atmosfer di jalan-jalan sepi, dan gedung-gedung pencakar langit terlantar begitu saja. Semuanya dikemas mengesankan, dan setidaknya cukup mampu menggambarkan kesan distopia secara nyata.

Alur cerita Time to Hunt pada awalnya masih terasa santai, dan cenderung lambat, tetapi ketika rencana Jun-seok dijalankan, film ini bergerak dengan tempo yang seru, dan tidak pernah melambat lagi.

Tiga orang sekawan, Jun-seok (Lee Je-hoon), Jang-ho (Ahn Jae-hong), Ki-hoon (Choi Woo-shik), termasuk Sang-soo (Park Jung-min), tampil sangat atraktif sepanjang film ini berjalan.

Mereka semuanya mungkin tidak mempertimbangkan secara matang tentang kemungkinan terburuk saat hendak mencuri di rumah judi ilegal. Hard drive yang mereka ambil adalah sumber pembawa malapetaka, dan semuanya pun harus bertahan hidup dari kejaran Han, sang pembunuh bayaran.

Protagonis Utama Tampil Baik

Protagonis Utama Tampil Baik

Kualitas produksi Time to Hunt harus dibilang dibuat dengan cara yang mengesankan, dan ceritanya pun sangat berpusat para karakternya. Film ini juga rasanya memberikan sebuah plot yang berkembang secara natural.

Walaupun lambat panas, Time to Hunt bergerak sangat seru, menyenangkan, dan mendebarkan selama 2 jam 14 menit. Sepanjang durasi tersebut, para karakter utama berkembang cukup solid, dan membuat jalan ceritanya terasa semakin kokoh.

Salah satu protagonis inti diperankan oleh Lee Je-hoon sebagai Jun-seok. Aktor ini sebelumnya bermain cukup memuaskan di serial Signal, yang memadukan elemen kriminal thriller dengan unsur fiksi ilmiah berupa perjalanan waktu.

Di sini, Je-hoon tampil baik, dan karakter yang ia perankan tersebut akhirnya berhasil bertahan hidup dari Han, dan sepertinya berencana untuk membalas dendam kepadanya di akhir cerita.

Lewat ending yang seperti itu, Time to Hunt kemungkinan besar sangat berpotensi untuk lanjut ke sekuel keduanya. Meski tidak ada kabar tentang hal itu, kemungkinan part dua dari film ini masih terbuka sangat lebar.

Selain Je-hoo, aktor pemeran di film fantastis berjudul Parasite, Choi Woo-sik, tampil sangat berkarakter dalam Time to Hunt ini. Woo-sik berperan sebagai Ki-hoon, dan sayangnya nasibnya tidak semanis apa yang dialami oleh Jun-seok.

Setelah berpisah dengan Jun-seok, dan Jang-ho, ia berakhir tragis, dan tidak berhasil selamat untuk kembali ke orang tuanya.

Sementara Jang-Ho, yang diperankan oleh Ahn Jae-hong, menjadi karakter yang cukup mengenaskan. Setelah terkena tembakan pertama oleh Han, selanjutnya ia harus bertahan hidup dari luka tembak tersebut. Han kemudian menembaki tubuhnya tanpa ampun, hingga Jang-ho harus menyerah kehilangan nyawa.

Aksi Brutal Penuh Baku Tembak

Aksi Brutal Penuh Baku Tembak

Selepas baku tembak yang mencekam dengan Han, Ju-seok berhasil menyelamatkan diri naik perahu ke Taiwan. Sedangkan Han, ia ditembak bertubi-tubi oleh sekelompok pria bertopeng, yang dipimpin oleh saudara kembar Bong-sik, Bong-soo.

Tubuh Han jatuh dari tepi dermaga ke laut, dan sosoknya saat itu tidak diketahui lagi. Beberapa waktu kemudian, Jun-seok sekarang menjalani hari-harinya di Taiwan. Namun, dia tidak dapat menikmati kesendiriannya karena dihantui atas kehilangan teman-temannya.

Setelah mendengar bahwa Han secara ajaib berhasil selamat dari serangan tersebut, Jun-seok melatih keterampilan menembaknya, dan memutuskan kembali ke Korea Selatan untuk membunuhnya hingga mati.

Time to Hunt kemudian pada akhirnya menjadi film bergenre distopia kriminal thriller yang cukup brutal. Film ini berjalan sangat menegangkan, jalan cerita sepenuhnya mengisahkan tentang tiga orang sahabat yang mesti berjuang bertahan hidup dari kejaran seorang pembunuh bayaran.

Secara garis besar, film ini tampil memuaskan dengan genre distopia kriminal thriller yang ditawarkannya. Time to Hunt kembali menjadi film Korea dari Netflix yang digarap secara mumpuni, dan menjadi tontonan penuh aksi brutal yang seru untuk dinikmati.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram