logo web

Sinopsis dan Review Jurnal Risa by Risa Saraswati

Ditulis oleh Gerryaldo
Jurnal Risa
2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Para pecinta horor Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Risa Saraswati. Beliau merupakan tokoh horor paling beken yang dikenal anak muda. Kisah-kisah mistisnya selalu sukses membuat bulu kuduk berdiri, didukung dengan sosok teman dekat Risa seperti Peter cs yang selalu ada ke mana pun Risa pergi.

Kali ini Risa mewujudkan sebuah dokumenter paling seram yang pernah Risa tangani. Melibatkan seorang youtuber yang ‘ketempelan’ roh jahat yang namanya tidak ingin Risa sebutkan. Penasaran gak sih apa makhluk yang paling ditakuti Risa selama ini? Simak sinopsis dan ulasan singkatnya berikut ini.

Sinopsis

Jurnal Risa_Poster (Copy)

Risa Saraswati merupakan seorang indigo asal Indonesia. Ia memiliki kemampuan bukan hanya melihat bahkan berkomunikasi dengan makhluk gaib di sekelilingnya. Masa muda Risa dipenuhi dengan banyak peristiwa menyeramkan, meski awalnya menakutkan, Risa berhasil melawan rasa ngeri-nya itu bersama para ‘teman’.

Teman Risa bukanlah manusia, melainkan sosok makhluk halus yang bernama Peter, Hendrick, Jenshen, William, Hans dan lainnya. Kehadiran mereka membuat Risa aman karena para ‘teman’ Risa juga melindungi dirinya dari kekuatan jahat lain yang ingin menyerang Risa.

Dalam perjalanan hidupnya sebagai indigo, Risa kerap membagikan kisahnya di berbagai platform, mulai dari buku, lagu hingga media sosial; salah satunya kanal YouTube. Di kanal tersebut, banyak kisah tentang tempat mistis yang dikunjungi Risa dan tim guna berkomunikasi dengan makhluk halus.

Satu waktu, Risa dan tim mengunjungi sebuah tempat mistis di daerah Subang, Jawa Barat. Seperti biasa, kegiatan mereka di sana untuk berkomunikasi dengan makhluk halus bersama 3 peserta ‘uji nyali’. Salah satunya adalah seorang gadis bernama Prinsa Mandagie dari Bandung.

Begitu mendapat briefing, para peserta memulai uji nyali. Mereka diminta untuk diam di pos yang telah disiapkan oleh tim Risa. Mereka mulai mengeksplor tempat tersebut. Sialnya, Prinsa malah sengaja memanggil berkali-kali nama salah satu makhluk halus yang paling Risa hindari yakni Samex, hingga berujung kesurupan.

Tim Risa yang terdiri dari Rangga, Indy, Riri, Nicko, Jefry, dan yang lainnya segera menjemput Prinsa dan segera melakukan ‘pembersihan’ supaya apa pun makhluk yang merasuki Prinsa bisa lepas dan pergi. Namun setelah semua proses shooting selesai dan semua kembali pulang, Risa merasakan ada yang janggal.

Ia yakin bahwa sosok yang merasuki Prinsa masih menempel seperti lintah di tubuh gadis tersebut. Risa pun meminta Indy serta Rangga untuk pergi ke kediaman Prinsa untuk melakukan pembersihan ulang. Begitu Indy dan Rangga sampai di rumah Prinsa dan melakukan pembersihan, Prinsa mulai bertingkah aneh.

Melihat Prinsa berubah, kakak sepupunya, Bayu, segera meminta penjelasan kepada Indy dan Rangga. Belum sempat menjelaskan lebih lanjut, Indy malah bertemu dengan sosok yang selama ini ditakuti oleh seluruh keluarga Risa, yakni Uwa Satirah di depan kamar Prinsa. Mereka yakin yang merasuki Prinsa itu Uwa Satirah.

Hal tersebut segera diberitahukan pada Risa. Risa segera mengutus semua timnya guna menjaga Prinsa dengan tinggal bersama Prinsa dan Bayu di kediaman mereka untuk sementara waktu. Rangga diminta untuk melakukan pembersihan setiap harinya agar Prinsa tetap ‘sadar’.

Sayangnya Uwa Satirah yang dianggap merasuki Prinsa mulai mengambil kendali atas tubuh gadis itu. Ia membuat Prinsa tidak lagi menjalankan ibadah, membuat keributan di banyak tempat, hingga mengancam semua orang yang ada di kediamannya. Puncaknya ketika Indy diserang oleh Prinsa hingga histeris parah.

Risa dan tim mulai kewalahan, mereka akhirnya memutuskan untuk memberitahu semua hal tersebut kepada Bapak dan meminta bantuannya. Bapak terkejut setengah mati. Ia menanyakan kepada Risa mengapa nama Samex bisa sampai diketahui orang lain bahkan hingga ada yang berani memanggilnya.

Bapak segera turun tangan karena keadaan jadi semakin tidak terkendali. Risa dan keluarga kecilnya mulai diganggu, bahkan anak Risa sampai jatuh sakit. Risa khawatir bahwa ancaman yang diberikan Uwa Satirah akan berdampak ke semua orang yang terlibat dalam pengambilan gambar di Subang tempo lalu.

Setelah melihat keadaan Prinsa yang sudah hilang arah, Bapak mengatakan bahwa Prinsa harus dibawa ke kampung tempat Uwa Satirah lahir. Di sana penduduk desa akan membantu pelepasan roh Uwa Satirah dan membuat sukma Prinsa yang diambil kembali lagi.

Satu desa pun gempar, petinggi desa yakni Aki dan Emak tahu maksud kedatangan tim Risa ke sana. Tidak membuang waktu, keduanya segera melakukan proses pelepasan. Proses tersebut sangat sulit, Uwa Satirah tidak mau melepaskan Prinsa karena menolak untuk ‘diikat’ kembali di alam lain.

Aki dan Emak beserta penduduk desa lain bekerja tak henti supaya Uwa Satirah bisa pergi dengan tenang. Salah satunya dengan cara menyembelih kambing hitam dan meminumkan darahnya pada Prinsa. Setelah mencoba banyak cara yang bahkan membuat beberapa orang celaka, akhirnya Prinsa sadar.

Akan tetapi ada harga yang harus dibayar oleh Aki dan Emak. Uwa Satirah meminta korban yakni seorang penduduk desa tempat ia berasal. Korban tersebut lantas dibawa pergi oleh penduduk setempat keluar dari desa, sementara Prinsa yang sudah pulih diminta untuk kembali pulang.

Tim Risa pun segera pergi dari desa tersebut dan membawa Prinsa ke kediamannya. Meski semua dianggap selesai, tim Risa masih terus memantau keadaan Prinsa berhari-hari setelahnya. Mereka benar-benar tidak boleh secara iseng memanggil nama Samex lagi atau kejadian mengerikan tersebut akan terulang.

Mokumenter

Jurnal Risa_Plot (Copy)

Saat melihat cuplikan trailer-nya, saya dibuat cukup ngeri karena konsep film ini dibuat secara dokumenter. Seperti yang kita tahu, konsep tersebut selalu sukses membuat para penontonnya bergidik karena dirasa sangat realistis. Nyatanya, film Jurnal Risa ini malah terasa sebagai mokumenter.

Penayangannya kasar sekali, pengambilan gambarnya seperti dipaksa supaya terlihat ‘alami’. Banyak adegan-adegan yang malah lebih bagus ditayangkan di kanal YouTube Risa Saraswati saja, bukan di bioskop. Mungkin rumah produksi yang menaungi film ini bisa mengintip film tetangga, Keramat yang lebih ngena konsep dokumenternya.

Akting Hambar

Jurnal Risa_Akting (Copy)

Risa Saraswati dan tim mungkin sudah sering tampil di kanal YouTube mereka, sehingga melakukan akting natural bukanlah hal sulit. Sepanjang film ini, tim Risa bisa dibilang tidak terlalu kaku, meskipun terlihat sekali dialognya seperti menghafal supaya tidak ada kesalahan ketika pengambilan gambar.

Begitu melihat akting Prinsa, sepertinya ia harus banyak belajar tentang akting film horor. Sebab dalam film Jurnal Risa, Prinsa tampak sangat berusaha mendalami karakter namun tak berhasil, jatuhnya sangat cringe. Saya tidak bisa menikmati rasa takut yang diberikan oleh Prinsa, sama sekali.

Namun untuk para penggemar Jurnal Risa, kalian pasti tidak peduli dengan aspek tersebut selama kisahnya seram dan mampu menghibur. Agak kaget juga sih, padahal sutradaranya sudah sekelas Rizal Mantovani yang selalu menjaga kualitas film besutannya. No offense Prinsa!

Awal Cerita Mulus Berujung Kacau Mampus

Jurnal Risa_Plot 2 (Copy)

Saat film dimulai, sebuah narasi mengenai eksistensi dijabarkan secara penuh oleh seorang profesor. Hal itu membuat filmnya jadi terasa ‘mahal’ karena terlihat bak film-film horor barat seperti The Conjuring. Lantas kisahnya berlanjut pada proses uji nyali yang buat saya pribadi cukup seram.

Sayangnya saat Prinsa mulai dirasuki oleh Samex atau Uwa Satirah, jalan ceritanya mulai goyang. Para penonton tidak diberi penjelasan kenapa Prinsa bisa tiba-tiba ada di studio foto tanpa busana, lantas kita dibuat bingung saat Risa ragu menyatakan siapa sebenarnya roh yang merasuki Prinsa, Uwa Satirah atau entitas lainnya.

Kekacauan tak sampai di situ, plotnya jadi makin njlimet saat Prinsa dibawa ke desa untuk melakukan ritual pelepasan roh. Untuk saya yang harus menyaksikan film ini sampai habis guna menulis ulasan, jujur saya kewalahan mengikuti plotnya. Kalian mungkin akan memiliki pikiran yang sama saat menonton film ini.

Secara garis besar, ide cerita ini sebenarnya cukup oke, sayangnya eksekusinya kurang diampelas. Bisa jadi pembelajaran besar buat Rizal Mantovani, Risa Saraswati dan kru juga pihak lainnya yang terkait. Showpoiler memberi skor 2/5 untuk film Jurnal Risa. Bagi kalian yang penasaran dengan plot penuhnya, cepat nonton ya!

Jika kamu ingin meminta rekomendasi film atau pertanyaan seputar film lainnya, silakan tanyakan kepada kami di Instagram, atau Twitter. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram