20 Rekomendasi Film Jepang Terbaik Sepanjang Masa

Tak puas dengan kesuksesan Broker pada tahun 2022, sutradara kondang Hirokazu Koreeda sensei kembali menelurkan film yang tak kalah ikonis berjudul Monster di tahun 2023. Dengan kekuatan narasinya, film ini mampu membuka mata penonton tentang dampak kata-kata dan tindakan yang kita lakukan terhadap kehidupan seseorang.

Penonton akan dibawa ke dalam kehidupan Minato (Soya Korukawa), seorang anak laki-laki yang menunjukkan perilaku yang mencurigakan. Perilaku aneh Minato ini sampai membuat ibunya, Saori (Sakura Ando), bersitegang dengan gurunya, Michitoshi, di sekolah.

Menurut Michitoshi (Eita Nagayama), Minato terlibat dalam perundungan terhadap teman sekelasnya yang bernama Yori Hoshikawa (Hinata Hiiragi). Padahal dari sudut pandang Ibunya, Minato adalah korban kekerasan fisik yang dilakukan oleh salah satu gurunya. Hal ini pun yang membuat sang ibu enggan untuk terus mengizinkan Minato pergi ke sekolah.

Yang mengejutkan, kita juga akan melihat sudut pandang dari Minato yang ternyata berteman baik dengan Yori Hoshikawa. Mereka bahkan sering bermain dan menghabiskan waktu bersama di luar jam sekolah. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada Minato? Mengapa Ibu dan gurunya memiliki penilaian berbeda tentang apa yang ia alami?

Sebelum dibesut oleh Hollywood, kisah Hachiko terlebih dahulu diangkat dalam film Jepang Hachi-ko pada tahun 1987. Film ini mengadaptasi langsung kisah Hidesaburo Ueno dan anjingnya yang setia bernama Hachiko. Karena orisinalitasnya, film ini layak masuk sebagai salah satu film Jepang terbaik sepanjang masa.

Di Prefektur Akita, seekor anak anjing lahir dan dihadiahkan kepada Profesor Shujiro Ueno dari Universitas Tokyo. Meski istri sang Profesor tak setuju untuk memelihara anjing itu, Profesor Ueno sangat mencintai anjing kecil tersebut dan memberinya nama Hachiko, yang juga sering ia panggil Hachi.

Setiap hari, keduanya pergi bersama ke Stasiun Shibuya di pagi hari dan Hachi selalu setia menunggu Profesor pulang di malam hari.

Suatu hari, Profesor Ueno mengalami stroke dan meninggal dunia. Keluarganya akhirnya menjual rumah mereka dan pindah ke kota lain, namun Hachi tetap setia kembali ke Stasiun Shibuya dan menunggu di sana, yakin bahwa tuannya akan kembali.

Setelah peristiwa dalam Rurouni Kenshin: Kyoto Inferno, musuh bebuyutan Kenshin, Shishio, berlayar ke Tokyo bersama sekutunya. Kenshin sendiri terdampar di pantai setelah melompat ke laut demi mengikuti Kaoru yang juga dibawa oleh Shishio. Untungnya, Kenshin diselamatkan oleh gurunya sendiri.

Kenshin lalu meminta sang guru, Hiko Seijuro, untuk mengajarinya kembali teknik rahasia Hiten Mitsurugi. Hal ini dilakukannya agar bisa mengalahkan Shishio yang akan mengambil alih pemerintahan dan membahayakan keberlangsungan hidup penduduk Jepang. Apakah Kenshin bisa mencegah rencana Shishio ini?

Sama seperti dua prequel film Rurouni Kenshin sebelumnya, film yang disutradarai Keishi Ohtomo ini juga meraih pendapatan yang cukup tinggi, yakni mencapai USD 44 juta. The Legend Ends pun mendapatkan banyak pujian dari para kritikus berkat epiknya koreografi yang ditampilkan dalam tiap adegan pertarungannya.

Meski sebenarnya merupakan remake dari film asal Korea Selatan, Your Eyes Tell nyatanya menjadi salah satu film terbaik Jepang yang sukses menarik perhatian audiensi karena kisahnya. Ia merupakan film melodrama romantis yang mengikuti perjalanan kisah Akari (Yuriko Yoshitaka) dan Rui (Ryusei Yokohama).

Rui merupakan seorang mantan petinju yang kini berprofesi sebagai seorang tukang parkir. Pada hari pertamanya bekerja, ia bertemu dengan seorang gadis bernama Akari. Pertemuan itu awalnya membuat Rui canggung karena Akari tiba-tiba mengajaknya berbincang tentang sebuah drama televisi, namun perlahan keduanya semakin akrab.

Rui pun kini menyadari bahwa Akari buta. Ia juga mengetahui bahwa Akari masih mengira kalau Rui adalah tukang parkir yang lama. Meski begitu, mereka tetap melanjutkan obrolan tersebut setiap hari hingga akhirnya perasaan romantis muncul di antara keduanya.

Sayangnya, pada suatu ketika, Rui mengetahui fakta bahwa dirinyalah yang menjadi penyebab kebutaan Akari di masa lalu. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah hubungan mereka akan berakhir akibat fakta ini?

Kyoto Inferno adalah kelanjutan dari film Rurouni Kenshin yang tayang pada tahun 2012. Seperti film pertamanya, film ini juga diadaptasi dari seri manga Rurouni Kenshin karya Nobuhiro Watsuki.

Dalam film ini, Kenshin Himura memutuskan untuk berhenti mengembara dan tinggal di dojo milik Kaoru bersama teman-temannya Yahiko, Sanosuke, dan Megumi. Suatu hari, pihak pemerintah meminta bantuan Kenshin untuk mengatasi ancaman dari seorang pemberontak berbahaya bernama Makoto Shishio.

Shishio sendiri adalah penerus Kenshin sebagai Battosai, namun nasibnya lebih tragis karena ia dikhianati dan dibakar hidup-hidup oleh Pemerintah Jepang. Ajaibnya, ia selamat meskipun tubuhnya dipenuhi luka bakar.

Kini, Shishio berencana membalas dendam kepada pemerintah dan ingin menguasai Jepang dengan bantuan pasukan elitnya. Melihat ancaman ini, Kenshin pun berangkat ke Kyoto untuk membantu pemerintah agar tidak terjadi pertumpahan darah seperti di era Bakumatsu dulu.

Satu dekade setelah perang usai, seorang pembunuh legendaris meninggalkan pekerjaannya. Kini, ia bertekad untuk mengembara dan membantu penduduk yang kesulitan, menggunakan identitas barunya sebagai Kenshin Himura.

Kenshin kemudian bertemu dengan seorang gadis bernama Kamiya Kaouru, yang juga merupakan putri dari pemilik sekolah kendo Kamiya Kasshin. Kaouru meminta bantuan Kenshin untuk menghadapi ancaman dari seorang raja narkoba yang berusaha merebut sekolahnya untuk dijadikan tempat produksi opium.

Rupanya, kasus ini juga berhubungan dengan pembunuhan berantai yang tengah menghebohkan Tokyo akhir-akhir ini. Konon, pemerintah menduga bahwa pelaku pembunuhan ini merupakan sang Battousai legendaris, padahal julukan tersebut hanya dimiliki oleh Kenshin di masa lalu.

Rurouni Kenshin adalah salah satu film live action terbaik yang pernah diproduksi Jepang. Selain karena kualitas acting Takeru Sato yang sangat jempolan dalam memerankan karakter Kenshin Himura, tiap adegan pertarungan yang disajikan dalam film ini juga sangat epik dan mendebarkan.

Sekelompok samurai yang terdiri dari enam orang ronin (samurai tanpa tuan) dan seorang pemuda cerdas, membentuk sebuah aliansi untuk menyelamatkan sebuah desa. Desa ini tengah diancam oleh kelompok perampok yang berusaha merampas hasil panen warga.

Kambei, sang pemimpin kelompok samurai pun setuju untuk membantu para petani mempertahankan desa mereka walau hanya dibayar dengan makanan. Pasalnya, para warga yang tinggal desa tersebut sangatlah miskin. Meski begitu, ketujuh samurai ini tetap bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas, dan bahkan rela melatih para petani agar bisa berperang.

Seven Samurai adalah salah satu film samurai Jepang terbaik sepanjang masa dan pernah mendapatkan nominasi Oscar pada tahun 1957. Terlepas dari teknologi yang masih konvensional, premis dan aksi pertarungan yang disodorkan dalam film ini terbilang sangat baik pada zamannya.

Bosan dengan kisah romansa yang berakhir tragis karena salah satu pemerannya menderita penyakit? Bila iya, kamu haru menonton film satu ini. Meski preminya terkesan klasik, film ini menyajikan plot twist tak terduga di akhir cerita.

Kisahnya berawal dari Toru Kamiya, seorang siswa yang terpaksa harus mengaku suka dengan teman sekelasnya, Maori Hino. Toru melakukan ini karena didesak oleh para perundungnya di sekolah. Namun, betapa terkejutnya Toru ketika Maori setuju untuk berkencan dengannya, meski gadis itu memberi syarat: mereka tidak boleh jatuh cinta.

Setelah sepakat, Toru dan Maori pun mulai berkencan. Tak disangka, kebersamaan dengan Maori membuat Toru nyaman hingga ia benar-benar jatuh cinta pada Maori. Namun saat Toru menyatakan perasaannya yang tulus, Maori mengungkapkan bahwa ia menderita penyakit yang membuatnya lupa segala sesuatu yang terjadi setiap harinya.

Untuk mengingat kejadian-kejadian yang terjadi, Maori menulisnya dalam buku harian. Toru pun memutuskan untuk membuat setiap hari yang mereka lewati bersama menjadi hari yang penuh kebahagiaan bagi Maori.

Film ini sangat disukai oleh penggemar karena dinilai menunjukkan desain dan special effect Godzilla terbaik. Berlatar di Jepang pascaperang, kita akan menyaksikan perjuangan seorang pilot yang berusaha menghentikan teror Godzilla.

Shikishima adalah seorang pilot Kamikaze (bagian dari Unit Serangan Khusus penerbang militer Jepang) yang tengah berada di Pulau Odo ketika sebuah monster raksasa menyerang kapalnya yang berada di pangkalan. Sialnya, karena Shikishima bertindak bagaikan pengecut, ia malah tak berhasil menyelamatkan banyak insinyur pesawat di sana.

Ketika kembali ke rumahnya di Tokyo, Shikishima kembali dikejutkan dengan keberadaan monster di sana, mirip dengan monster yang menyerangnya kemarin. Tak mau melakukan kesalahan kedua, ia bertekad untuk memperbaiki keadaan.

Shikishima kemudian memutuskan untuk bergabung dengan sekelompok besar veteran dalam misi guna mengalahkan monster mengerikan yang dikenal sebagai Godzilla tersebut.

Saat menonton Departures, kita diajak untuk merenungkan makna kehidupan dan kematian. Tokoh sentral dalam film ini adalah seorang pria bernama Daigo Kobayashi. Ia harus berhenti menjadi pemain cello karena orkestra tempatnya bekerja dibubarkan secara tiba-tiba.

Daigo lantas memutuskan untuk kembali ke desa bersama istrinya. Di sana, ia melihat sebuah iklan lowongan pekerjaan yang tidak memerlukan pengalaman kerja apapun. Tentu saja lowongan ini menarik perhatian Daigo, sehingga ia langsung melamarnya. Beruntungnya lagi, Daigo langsung diterima kerja di hari yang sama.

Namun, Daigo terkejut saat mengetahui bahwa pekerjaannya adalah sebagai perias jenazah. Ia pun harus merasakan berbagai pengalaman dalam mengurus jenazah dengan latar belakang yang berbeda. Selain itu, ia juga menghadapi dilema besar karena harus merahasiakan pekerjaan ini dari istrinya.

Film berdurasi 1 jam 55 menit ini menggabungkan unsur romansa, sejarah, fantasi dan drama. Kisahnya berfokus pada kehidupan seorang gadis, Miyo Saimori (Mio Imada), yang hidup di era Meiji.

Kehidupan Miyo bak Cinderella sepeninggalan ibu kandungnya. Kini, ayahnya menikah dengan wanita lain dan memiliki anak perempuan. Namun, ibu dan adik tirinya itu tidak memperlakukan Miyo dengan baik, bahkan mereka berhasil memengaruhi ayah Miyo. Miyo berusaha berusaha tegar walau hatinya sangat sakit.

Suatu hari, Miyo mendapat kabar bahwa ia akan dijodohkan dengan seorang prajurit yang dikenal kejam, Kiyoka Kudo (Ren Meguro). Awal bertemu, Kiyoka cukup tegas pada Miyo, namun perlahan Miyo menyadari bahwa calon suaminya itu ternyata berhati lembut dan sangat pengertian. Perasaan pun tumbuh di hati Miyo, bergitu pula pada Kiyoka yang juga mulai menyayangi sang tunangan.

Anehnya, di tengah kebahagiaan ini, serangan misterius mulai terjadi pada Miyo. Adik tiri Miyo, juga mulai merasa iri dengan kehidupan Miyo yang tampak lebih baik sekarang, sehingga ia menyusun sebuah rencana jahat bersama ibunya untuk Miyo.

High & Low The Movie 3 – Final Mission merupakan film serial film ke-4 dari rangkaian film High & Low. Film kali ini merupakan film terakhir yang fokus pada peperangan antara organisasi yakuza Kuryu dan geng SWORD.

Melanjutkan cerita dari beberapa serial film sebelumnya, pertarungan geng SWORD di film ini merupakan upaya terakhir mereka untuk melindungi kota. Guna mencapai tujuan tersebut, geng SWORD bekerja sama dengan geng lainnya supaya bisa mengalahkan seluruh geng yakuza Kuryu.

Sebagai upaya menyembunyikan korupsi pemerintah di masa lalu, kelompok Kuryu kembali melanjutkan rencana untuk menghancurkan wilayah SWORD dan membangun kasino di sana. Geng SWORD tentu tidak menerima rencana itu, mereka pun mulai bergerak untuk menghentikannya.

Film ini merupakan crossover universe antara High&Low dan Crows Zero. Kamu akan menyaksikan pertarungan antara geng SMA Oya dari High&Low dan geng SMA Housen dari Crows Zero, dengan banyak karakter baru.

Suatu hari, beberapa siswa Housen diserang oleh orang-orang yang mengaku berasal dari SMA Oya. Anehnya, di sisi lain SMA Oya juga diserang oleh orang yang mengaku dari Housen. Ternyata, ada pihak yang berusaha mengadu domba kedua belah pihak.

Situasi ini pun otomatis menimbulkan salah paham dan membuat kedua kelompok besar tersebut saling bentrok. Lantas, bagaimana cara mereka meluruskan kesalahpahaman sekaligus menemukan dalang di balik kerusuhan ini?

Liar Game: The Final Stage merupakan kelanjutan dari serial populer Liar Game yang tayang di Fuji TV. Film ini juga masih disutradarai oleh Hiroaki Matsuyama, salah satu tim sutradara yang dari awal menggarap serial tersebut.

Dalam film ini dikisahkan Kanzaki Nao memutuskan untuk ikut bergabung kembali dengan Akiyama Shinichi dan sembilan pemain lainnya dalam tahap akhir yang disebut Garden odfEden. Tahap ini menghadiahkan para peserta dengan total uang sebesar 5 miliar yen.

Para pemain juga diberitahu bahwa jika mereka bekerja sama, mereka bisa memenangkan hadiah itu bersama. Tapi jika hanya ada satu pemenang, maka peserta lain tetap akan dibebankan hutang yang sangat besar.

Nao dan para pemain lain pun berusaha bekerja sama karena memilih opsi untuk menang bersama. Sayangnya peluang kemenangan mereka terancam oleh seorang pemain misterius yang dikenal sebagai X, yang mencoba menyabotase permainan.

Apakah kamu rela untuk mengorbankan waktu demi seorang yang dicinta, bahkan bila harus mengorbankan delapan tahun? Tentu tak semua orang kuat berada di posisi tersebut, tapi Hisashi Nishozawa bisa melakukannya karena tak mau kehilangan sosok wanita yang dicintainya, Mai Nakahara.

Film ini mengambil inspirasi dari kisah nyata kehidupan Hisashi Nishozawa dan Mai Nakahara. Saat itu, keduanya masih berusia dua puluh tahunan dan telah bertunangan. Suatu ketika, tiba-tiba jantung Mai berhenti berdetak dan ia koma. Mai rupanya didiagnosis memiliki inflamasi otak dan dokter tidak bisa memberikan kepastian kapan gadis tersebut akan bangun.

Meski mendengar kabar menyedihkan tersebut, Hisashi tetap setia berada di samping Mai karena yakin kekasihnya itu akan sembuh. Keajaiban pun terjadi satu tahun kemudian, di mana Mai akhirnya bangun dari koma. Akan tetapi karena mengalami kerusakan otak, Mai kehilangan ingatannya dan tidak bisa mengingat Hisashi.

Meski berkali-kali dihadapkan pada nasib yang tak berpihak padanya, Hisashi tak pernah menyerah. Ia terus menunggu Mai tanpa memaksa gadis itu untuk mengingat semuanya.

Pasangan musisi favorit kita, Nodame dan Chiaki kembali di film kedua ini. Kisahnya masih merupakan lanjutan dari film pertama dan serial Nodame Cantabile yang awalnya tayang di Fuji TV. Kali ini, Nodame dan Chiaki akan menghadapi tantangan baru dalam hubungan dan karir mereka.

Di samping hubungan mereka yang semakin dekat, Nodame merasa ia dan Chiaki perlu fokus pada karir musik masing-masing. Alhasil, ia pun mengizinkan sang kekasih pergi ketika Chiaki mendapat kesempatan untuk bergabung dengan Wiltrod Orchestra dari Wina, tempat ia bertemu kembali dengan pianis lama Chiaki, Song Rui.

Di sisi lain, Nodame memilih untuk tinggal dan belajar di konservatori musik di Paris. Namun, dosen pembimbingnya selalu melarangnya untuk mengikuti kompetisi musik. Hal ini membuatnya depresi.

Suatu hari saat menghadiri konser, Nodame kaget bukan main saat menyaksikan sendiri bahwa Rui dan Chiaki tampil memainkan lagu yang selama ini diidamkan oleh Nodame untuk dimainkan bersama sang kekasih: "Concerto in G Major" karya Ravel. Menyaksikan ini, Nodame makin depresi dan berdampak pada renggangnya hubungan bersama sang kekasih.