showpoiler-logo

Sinopsis & Review Mr. Bean’s Holiday, Liburan Penuh Petualangan

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Mr. Bean’s Holiday
3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Mr. Bean memenangkan hadiah berupa perjalanan ke Cannes dimana tanpa disadari dia memisahkan seorang anak laki-laki dari ayahnya dan harus membantu keduanya bersatu kembali. Dalam perjalanannya, dia menemukan Prancis, petualangan, dan cinta. Film ini merupakan sequel dari Bean (1997) yang merupakan produksi bersama antara Inggris dan Amerika.

Mr. Bean’s Holiday memberikan nuansa petualangan dalam skala lebih besar dibandingkan film pertamanya. Beberapa aktor ternama juga ikut membintangi, antara lain Willem Dafoe dan Karel Roden. Tidak disangka, film ini sukses secara internasional dengan pendapatan total sebesar $232 juta! Padahal bujet produksinya hanya sebesar $25 juta saja.

Dirilis pada 24 Agustus 2007, film ini sekarang sudah bisa disimak kembali di layar Netflix. Seperti apa sih petualangan Mr. Bean kali ini? Simak ulasan kami berikut ini sebelum menonton filmnya.

Sinopsis

Mr. Bean’s Holiday

Mr. Bean (Rowan Atkinson), yang sepertinya muak dengan cuaca London yang dingin dan lembap, menemukan obat yang tepat sebagai penyembuh, yaitu sebuah perjalanan ke Prancis Selatan yang cerah! Dia memenangkan hadiah itu dari undian di gereja, lengkap dengan uang tunai dan handycam untuk menemaninya dalam perjalanan.

Namun, tentu saja, Mr. Bean lebih dulu menghadapi serangkaian situasi yang memalukan dan tidak menyenangkan, seperti ketika masuk ke restoran Prancis dimana seorang pelayan meyakinkan dia untuk memakan berbagai jenis makanan laut yang tidak pernah dia temui sebelumnya. Selain itu, dia juga menyadari jika “Very Fast Train” memang sesuai namanya, yang menimbulkan masalah besar lainnya.

Karena keinginannya untuk berfoto di depan kereta cepat itu, seorang ayah terpisah dari putranya. Merasa bersalah, dia berusaha untuk menyatukan kembali anak dan ayahnya itu. Tidak disangka ternyata banyak halangan dan rintangan yang menghambat perjalanan mereka. Dari kesulitan menghubungi nomor telepon yang diberikan ayah sang anak, hingga paspornya tertinggal di kotak telepon umum.

Tidak sampai disitu saja, mereka pun kelaparan dan tidak memiliki uang. Mereka harus mengamen hingga berhasil membeli tiket bis ke Cannes. Mr. Bean terpaksa harus terpisah dengan Stepan (Max Baldry), nama anak itu, karena mengejar tiketnya yang terbang tertiup angin. Lewat perjalanan yang melelahkan dengan banyak kejadian yang mengundang tawa, dia pun terdampar di sebuah lokasi syuting iklan.

Sempat direkrut jadi figuran, Mr. Bean tanpa sengaja meledakkan lokasi syuting dan mencelakai sutradaranya yang terkenal sombong dan narsis. Dia mendapat tumpangan dari aktris yang dilihatnya di lokasi syuting, Sabine (Emma de Caunes). Mereka akhirnya bertemu kembali dengan Stepan yang ternyata menumpang mobil milik sebuah band.

Bertiga mereka menuju Cannes Film Festival dimana ayah Stepan adalah juri di salah satu festival film berskala internasional itu. Tapi tiket milik Sabine hanya untuk satu orang, sehingga Mr. Bean dan Stepan harus menerobos masuk dari pintu belakang. Penayangan perdana film yang dibintangi Sabine mengecewakan dirinya, karena adegannya dipotong.

Ikut kecewa, Mr. Bean masuk ke ruang proyektor dan menyambungkan kabel video ke handycam-nya yang berisi beberapa rekaman Sabine dan dirinya dalam perjalanan mereka ke Cannes. Video yang ditayangkan, uniknya, sesuai dengan narasi audio film milik sutradara yang langsung marah dan mengejarnya ke ruang proyektor.

Mr. Bean yang berlari ke arah podium, dihentikan oleh ayah Stepan yang kemudian senang ketika bertemu anaknya yang muncul dari balik layar. Sutradara yang tadinya ingin memarahi Mr. Bean, berubah niat ketika para penonton memberikan standing applause yang meriah. Tentu saja, karena kenarsisannya, semua kredit film diambil olehnya semua.

Mr. Bean akhirnya berhasil sampai di pantai Cannes yang ceria dan meriah. Bersama seluruh cast dalam nuansa penuh kebahagiaan, mereka bernyanyi sebuah lagu berbahasa Prancis. Jangan lupa, setelah end credit title, masih ada satu adegan lagi, lho!

Komedi Inggris yang Kental Nuansa Hollywood

Komedi Inggris yang Kental Nuansa Hollywood

Mr. Bean’s Holiday mencoba mengembalikan unsur utama kesuksesan serial TV-nya, yaitu menampilkan Mr. Bean dalam bahasa yang tidak jelas dan minim dialog untuknya, dan lebih mengandalkan ekspresi dari mimik wajah juga gestur badannya. Ada beberapa adegan yang sepertinya mengulang kembali apa yang pernah ditampilkan di serial TV-nya, sehingga membuat film ini seperti sebuah film Greatest Hits.

Dengan premis seperti di atas, tentunya kita mengharapkan film ini akan lebih lucu dari film pertamanya. Di sepertiga awal film, sutradara Steve Bendelack mencoba menghadirkan beberapa adegan lucu dan cepat untuk memulai memancing tawa. Cukup impresif. Tetapi justru ketika cerita beralih kepada inti petualangan, tensi film malah terasa kendur.

Sebenarnya cerita terus mengalir dengan baik, tapi slapstick demi slapstick yang diperagakan Mr. Bean semakin membosankan. Mungkin karena porsinya terlalu banyak, meski ada beberapa yang masih terasa lucu. Pola seperti ini sepertinya karena campur tangan studio dari Hollywood yang menyuntikkan nuansa comedy khas Amerika ke dalam film ini, yang rupanya menjadi sedikit tidak sinkron dengan akarnya.

Tapi untungnya, di sepertiga akhir film, semua lelah yang kita tahan terlepaskan sudah dengan adegan yang sangat lucu sekaligus mengharukan di dalam bioskop saat penayangan perdana film yang dibintangi Sabine. Meski perjumpaan mereka singkat, tapi rekaman video yang ditayangkan menggambarkan seolah-olah mereka sudah bersama dalam waktu yang lama.

Tawa kita tidak akan tertahan ketika video yang ditayangkan dari handycam Mr. Bean selaras dengan narasi audio dari film aslinya yang dibesut oleh Carson Clay, karakter yang diperankan oleh Willem Dafoe. Kemudian film ditutup oleh adegan musical yang menggambarkan kegembiraan hati Mr. Bean setelah lelah berpetualang dari Paris hingga ke Cannes.

Persembahan untuk Fans Setia Mr. Bean

Persembahan untuk Fans Setia Mr. Bean

Mr. Bean adalah sebuah sitcom produksi Inggris yang ditulis oleh Rowan Atkinson dan Richard Curtis. Karakter ini dikembangkan oleh Atkinson ketika dia sedang menempuh pendidikannya untuk meraih gelar master di Universitas Oxford! Tidak disangka ya, comedian Inggris ini memiliki pendidikan yang tinggi. Oleh karena itulah, serial Mr. Bean terasa unik dan cerdas.

Dan siapa sangka pula, jika ternyata serial Mr. Bean hanya memiliki 15 episode saja selama masa tayang 5 tahun! Sitcom yang menampilkan physical comedy ala comedian lawas di era film bisu seperti Charlie Chaplin dan Jacques Tati mendominasi layar TV di seluruh dunia, tercatat di 245 wilayah di seluruh dunia, padahal negara anggota PBB hanya 193 negara!

Kemudian, sejak tahun 2002 muncul serial animasi yang sudah mencapai 3 season dengan 130 episode yang juga mendapat sambutan hangat dari warga dunia. Hegemoni ini merupakan kelanjutan dari film layar lebar di tahun 1997 dengan sequel-nya di tahun 2007. Hingga kini, serial TV Mr. Bean, baik versi asli dan animasinya, masih diputar di banyak stasiun TV di seluruh dunia.

Kapasitas Mr. Bean dalam mengocok perut kita tidak perlu diragukan lagi, dan keahlian itu masih ditampilkan di Mr. Bean’s Holiday. Sayangnya, kemonotonan naskah yang membuat Mr. Bean terjebak dalam cerita yang dipenuhi kejadian tidak terduga yang mudah ditebak menjadi kelemahan film ini. Tapi tenang saja, ending yang bahagia menjadi penutup sempurna yang akan memperbaiki mood kita.

Menyaksikan film ini lagi dan lagi rasanya tidak akan rugi, apalagi bagi hardcore fans Mr. Bean, terutama jika kita ingin mengulang adegan-adegan lucunya saja untuk menggelitik syaraf tawa kita. Maka jangan lewatkan Mr. Bean’s Holiday dan nikmati liburan dengan nuansa Prancis yang romantis dan ceria.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram