logo web

Sinopsis & Review Inside Out 2, Pubertas dan Emosi Baru

Ditulis oleh Gerryaldo
Inside Out 2
4.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setelah sukses dengan film pertamanya, Inside Out (2015), kisah si manis Riley kembali dikembangkan oleh rumah produksi Pixar Animation Studios. Para pengisi suara ansambel pun kembali hadir dalam meramaikan hidup Riley, seperti Amy Poehler, Phyllis Smith, Lewis Black dan yang lainnya.

Dalam sekuelnya kali ini, geng emosi Riley kedatangan member baru yang melengkapi emosi Riley saat ia bertambah umur. Sudah bisa dipastikan akan ada kisah baru yang akan menjadi memory core Riley dalam hidupnya. Kira-kira siapa saja emosi baru yang akan bergabung dengan Joy, Sadness, Anger, Fear dan Disgust?

Sinopsis

Inside Out 2_Poster (Copy)

Tak terasa kini Riley (Kensington Tallman) sudah mulai beranjak dewasa. Ia akan menginjak sekolah menengah atas dengan segala pengalaman barunya yang telah menanti di depan mata. Hal itu membuat emosinya juga ikut berkembang, apalagi dalam keadaan Riley sedang dalam masa pubertas.

Emosi tetapnya yakni Joy/Bahagia (Amy Poehler), Sadness/Sedih (Phyllis Smith), Anger/Marah (Lewis Black), Fear/Takut (Tony Hale), dan Disgust/Jijik (Liza Lapira) juga tidak kalah antusias dengan masa depan Riley. Gadis itu berharap bisa masuk dalam grup hockey Fire Hawks yang terkenal di kalangan para atlet muda.

Kenangan manis, lucu, persahabatan dan hal positif lainnya pun akhirnya terbentuk di markas besar memori sebagai sense of self. Sayangnya keberadaan sense of self yang baik itu terancam ketika kedua teman dekat Riley yakni Bree (Sumayyah Nuriddin-Green) dan Grace (Grace Lu) mengatakan hal mengejutkan.

Mereka tidak akan satu sekolah dengan Riley di masa depan, padahal sebelumnya mereka berjanji untuk tetap bersama, bahkan bergabung dalam tim Fire Hawks. Janji yang koyak itu membuat emosi Riley melonjak dan menciptakan 4 emosi baru yang hadir di markas besar memori.

Mereka adalah Anxiety/Cemas (Maya Hawke), Envy/Iri (Ayo Edebiri), Ennui/Bosan (Adèle Exarchopoulos) dan Embarrassment/Malu (Paul Walter Hauser). Kedatangan mereka yang secara mendadak jelas membuat grup emosi ‘senior’ kebingungan. Joy cs pun segera mencari tahu apa yang terjadi.

Joy mendapatkan jawaban bahwa emosi baru itu terbentuk karena Riley sedang dalam masa pencarian jati diri. Sayangnya cara kerja 4 emosi itu bertentangan dengan apa yang dikerjakan oleh Joy cs. Geng emosi baru itu selalu membuat Riley merasa aman dengan cara yang salah sehingga membentuk pribadi Riley yang kasar.

Anxiety juga dianggap mengganggu kehidupan Riley dengan membuat gadis itu overthinking dan memikirkan skenario negatif tentang apa pun. Hal tersebut dilakukan dengan alasan supaya Riley tidak mengalami apa yang  ia cemaskan. Alhasil, Riley jadi berubah 360 derajat.

Joy, Sadness, Anger, Fear dan Disgust tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Anxiety. Tidak menyukai perbedaan, Anxiety meminta Embarrassment untuk mengirim Joy cs. ke bagian bawah pikiran Riley sehingga ia berkuasa atas konsol emosi juga pikiran Riley. Anxiety bahkan membuang sense of self yang Riley punya.

Selain itu, para emosi baru dengan sembrono mulai menciptakan sekelompok kenangan negatif untuk membuat Riley jadi selalu waspada. Mereka membuat Riley ketakutan apabila kalah dalam pertandingan penyisihan atau gagal masuk dalam tim Fire Hawks. Mereka juga membuat Riley jadi ‘orang lain’ supaya bisa diterima di circle barunya.

Hasilnya, emosi dan pikiran Riley jadi semakin rusak setiap hari. Sementara itu, Joy cs berusaha untuk keluar dari bawah pikiran Riley untuk kembali menuju markas lewat bantuan tokoh kartun yang disukai Riley saat masih kecil yakni Bloofy (Ron Funches) dan Pouchy (James Austin Johnson).

Begitu mereka berhasil keluar dari bawah pikiran Riley, Joy cs memulai perjalanan kembali ke tempat pembuangan memori buruk untuk mengambil sense of self Riley yang dibuang Anxiety dan segera menaruhnya lagi di markas besar. Di saat bersamaan, Anxiety berusaha untuk membuat sense of self yang baru untuk Riley.

Selagi Joy dan Anxiety bertarung, Riley jadi semakin tidak terkontrol. Ia mulai sarkas, masuk ke ruangan pelatih tanpa izin untuk melihat buku catatan penilaiannya, berbohong tentang banyak hal bahkan meninggalkan persahabatannya bersama Bree dan Grace yang sudah terjalin lama sekali.

Joy cs pun kini berpacu dengan waktu, perjalanan menuju markas ternyata tidak semudah yang mereka bayangkan. Banyak blok-blok penyimpanan bola memori baru yang muncul. Ditambah lagi pekerja di blok memori tersebut dipaksa Anxiety untuk tetap memproyeksikan kegagalan supaya Riley bekerja lebih keras. 

Tidak tahan lagi, Joy segera mengambil alih kendali di blok memori membuat aksi manipulasi Anxiety jadi terbatas. Ini membuat Joy cs punya tambahan waktu sebelum mereka sampai di markas besar. Namun di tengah perjalanan Joy hampir saja menyerah sebelum akhirnya ia mendapatkan ide hebat.

Joy cs meledakan tebing penyimpanan bola memori buruk dan membiarkannya jatuh ke dalam sungai sense of self bersamanya; dengan begitu Joy bisa mendapatkan akses ke markas menggunakan lift. Sayangnya saat Joy cs sampai di atas, kekacauan lebih besar sudah terjadi.

Riley terserang panic-attack. Hal itu terjadi akibat Anxiety membuat Riley overthinking terlalu keras hingga menyakiti teman-temannya di lapangan hockey.

Joy segera mengambil alih konsol, mengatakan bahwa Anxiety harus bisa melepaskan Riley supaya ia bisa menjadi dirinya sendiri. Joy bahkan tak menaruh sense of self yang ia bawa di kotak memori.

Joy ingin Riley melepaskan semua emosinya dan akhirnya terbentuk sense of self yang baru, gabungan dari banyak emosi yang membuat jiwa Riley jadi seimbang. Begitu mulai tenang, Riley meminta maaf pada Bree dan Grace dan semua orang yang pernah ia sakiti dan melanjutkan hidupnya dengan baik.

Pengembangan Cerita 

Inside Out 2_Emotions (Copy)

Mungkin untuk sebagian besar anak-anak, mereka tidak akan terlalu paham dengan jalan cerita film ini; baik kisah pertama maupun sekuelnya. Sebab kemungkinan besar mereka hanya tertarik dengan perwujudan lucu Joy dan kawan-kawan serta warna juga bentuk yang membantu perkembangan kognitif.

Namun beda ceritanya bagi para remaja-dewasa. Kita akan sangat tersentuh dengan penggambaran bagaimana ajaibnya emosi dan pikiran kita bekerja. Secara kasar kita jadi mengerti mekanismenya. Lewat film kita jadi tahu inti emosi yang selama ini kita rasakan. 

Selama menonton, entah bagaimana, emosi kita juga seperti bermain. Jadi ikut kesal, ikut marah, ikut sedih dan terharu. Dua jempol untuk para kreator yang membuat film ini yang seharusnya sangat kompleks jadi mudah dimengerti.

Detail

Inside Out 2_Detail (Copy)

Rumah produksi Pixar dan Disney memang dikenal dengan hal mendetail dari tiap karakter animasi yang mereka buat. Seperti yang mereka lakukan dalam film Inside Out 2 ini. Para kreator membuat rupa Riley jadi layaknya remaja pada umurnya, yakni 13 tahun; di mana gigi yang harus di kawat atau muka ruam karena jerawat.

Penampilan Riley juga berubah, ia jadi lebih tinggi, suara berubah, kadar jenaka yang hanya dimengerti satu circle-nya saja dan hal lain yang pasti kalian rasakan juga ketika sudah beranjak remaja. Tidak hanya itu, para kreator juga membuat rupa para geng emosi baru terlihat cocok dengan pembawaannya.

Si Anxiety dengan rupa rambut yang berantakan di atas kepalanya, Envy dengan wujud mata besar yang senang melihat kelebihan orang lain, Ennui atau si rasa bosan dalam bahasa Perancis yang berbentuk lonjong namun tak bertenaga, dan yang terakhir Embarrassment dengan wujud besar yang selalu menutup mukanya.

Semua Seimbang

Inside Out 2_Balance (Copy)

Dari film ini kita belajar bahwa penggunaan emosi itu sangatlah penting. Namun, kita tidak bisa menggunakan satu emosi saja untuk membuat diri kita aman. Seperti yang dilakukan Joy di film pertamanya, ia sangat egois karena menginginkan Riley terus bahagia, nyatanya, hal itu malah membunuh perasaan Riley hingga mati rasa.

Hal demikian pun terjadi pada Anxiety yang sebenarnya punya niat baik terhadap Riley. Namun Joy mengerti kesalahannya dulu jangan sampai terulang sehingga ia berusaha memperingati Anxiety. Hingga akhirnya kita kembali diingatkan bahwa semua emosi itu valid dan harus seimbang tidak boleh ada berat sebelah.

Dengan begitu kita mampu merasakan banyak emosi yang membantu kita dalam banyak hal. Film ini cocok banget buat ditonton bersama keluarga dan teman, akan ada beberapa adegan yang membuat kalian sedih dan merasa Riley adalah cerminan kita. Showspoiler kasih 4.5/5 untuk film karya sutradara Kelsey Mann ini.

Jika kamu ingin meminta rekomendasi film atau pertanyaan seputar film lainnya, silakan tanyakan kepada kami di Instagram, atau Twitter. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram