showpoiler-logo

Sinopsis & Review My Name Is Vendetta, Balas Dendam Sang Pembunuh

Ditulis oleh Lady S
My Name is Vendetta
3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Film-film action bertema pembalasan dendam memang sudah banyak diangkat. Terlebih, film-film itu mengangkat isu pembunuhan keluarga yang kelam. Tak terkecualiMy Name is Vendetta. Film produksi Italia ini memiliki premis yang sama dimana seorangg mantan pembunuh mencoba membalas dendam karena keluarganya dibunuh.

Film ini sempat bertengger di jajaran film terpopuler seminggu saat pertama kali film ini dirilis di Netflix. Lalu apakah jalan ceritanya akan berbeda dengan film-film bertema balas dendam lainnya? Simak ulasan lengkap My Name is Vendetta di artikel ini!

Sinopsis

My Name is Vendetta-3_

Santo Romeo hidup berbahagia bersama istrinya, Ingrid dan anak perempuannya yang bernama Sofia. Mereka hidup jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Sofia yang beranjak remaja tengah mengikuti kompetisi hockey. Tak lupa, kedua orang tuanya hadir menemani Sofia. Gambaran keluarga bahagia ini sangat indah. Terlebih mereka hidup sangat akur dan harmonis.

Sofia yang tengah menjajaki masa remajanya ingin belajar berkendara mobil offroad dengan sang ayah. Meskipun ibunya sempat melarang, tapi akhirnya sang ibu memperbolehkan Sofia pergi. Sofia dan ayahnya pergi ke sebuah area dimana pegunungan terhampar luas. Mereka melewati sungai-sungai yang dangkal dengan jalanan berbatu.

Pengalaman belajar berkendara mobil itu sangat menyenangkan bagi Sofia. Ia ingin mengabadikan momen-momen serunya bersama sang ayah dalam sebuah foto. Namun Santo selalu menolak diajak berfoto termasuk saat Sofia mengajaknya berfoto dengan latar yang indah saat itu.

Tak ingin kehilangan momen, Sofia tetap mengambil foto sang ayah secara diam-diam. Ia juga mengunggah foto tersebut ke sosial medianya tanpa sepengetahuan Santo. Sofia tak sadar bahwa yang ia lakukan adalah awal dari petaka yang akan menimpa keluarganya.

Beberapa waktu kemudian, Sofia pulang ke rumah sedangkan Santo kembali bekerja di hutan. Ibu Sofia meminta Sofia untuk mengurus cucian mereka. Adik ipar Santo datang berkunjung dan tengah berbincang dengan Ingrid saat 2 orang asing masuk ke rumah dengan mengendap-endap. Kedua orang itu langsung menyerang adik ipar Santo dan mengejar Ingrid.

Peristiwa itu menewaskan adik ipar Santo dan juga Ingrid. Untunglah Sofia berhasil kabur dari kejaran orang-orang asing tersebut. Santo yang baru saja pulang bekerja mendapati jasad istrinya yang sudah terbujur kaku bersimbah darah. Begitu juga dengan adik iparnya. Santo juga bertemu dengan Sofia yang sudah dalam kondisi ketakutan.

Santo langsung membawa Sofia pergi meninggalkan rumah mereka tanpa sempat mengurus jasad istrinya. Sofia yang ketakutan dan panik terus menanyakan apa yang sedang terjadi, tapi Santo tak langsung menjawabnya. Ia membawa sang anak ke sebuah bangunan terbengkalai. Sofia terus mendesak Santo untuk menceritakan apa yang terjadi.

Tak ingin dihantui perasaan bersalah terus menerus, Santo akhirnya menceritakan siapa dirinya sebenarnya. Santo mengatakan bahwa nama 'Santo' bukanlah namanya yang asli. Ia sebenarnya adalah Domenico Franze.

Ia juga mengakui bahwa jauh sebelum ia menikah dengan Ingrid, Santo melakukan hal kejam pada orang-orang. Ia dibayar untuk membunuh. Karena itulah, banyak orang yang akhirnya mengincar Santo dan keluarganya.

Kejadian yang menimpa keluarganya itu memang kemungkinan dilakukan oleh orang yang ingin membalas dendam pada Santo. Mendengar hal itu, Sofia tampak sangat marah. Ia mulai membenci Santo karena Santo telah menyebabkan sang ibu tewas. Namun Sofia menutupi itu.

Santo kemudian bergegas untuk mencari tempat yang lebih aman dan membalaskan dendam atas kematian istrinya. Ia meminta Sofia untuk tetap tinggal di bangunan tua itu. Santo juga menitipkan sebuah ponsel yang hanya boleh digunakan ketika Santo menelepon ke ponsel tersebut. Santo lalu pergi mencari dalang pembunuhan istrinya.

Sofia yang sudah mulai tak mempercayai sang ayah, tak mengindahkan perintah ayahnya. Ia tetap menggunakan ponsel itu untuk menghubungi pacarnya. Sofia lalu kabur bersama pacarnya, tapi ternyata nomor ponsel tersebut terlacak oleh musuh Santo. Mereka lalu mengejar Sofia dan pacarnya.

Sementara itu, Santo sudah bertemu dengan kaki tangan orang yang diduga menjadi dalang pembunuhan istrinya. Santo tak segan membunuh pria tua itu demi mendapatkan informasi soal dalang sesungguhnya. Tak lama setelah negosiasi tersebut, Santo kembali menemui Sofia.

Untunglah Santo keburu datang dan menyelamatkan Sofia yang dikejar-kejar anak buah si pembunuh. Santo bertarung dan lalu kabur membawa Sofia. Sayangnya ia terluka parah.

Lalu apa yang akan terjadi pada mereka? Bisakah Santo menyelamatkan satu-satunya keluarga yang ia miliki? Kamu bisa menonton film ini sampai akhir untuk mengetahui jawabannya!

Ide Cerita yang Biasa Saja

My Name is Vendetta-1_

Sejujurnya, dari segi ide cerita, tak ada yang istimewa dari film ini. Ide cerita seperti ini sudah sering diangkat. Sebut saja beberapa film Liam Neeson yang berjudul Taken, atau pun film Peppermint yang dibintangi si cantik Jennifer Garner.

Meskipun alur cerita sedikit berbeda, tapi premis ceritanya tetap soal pembalasan dendam akibat keluarganya di bunuh. Jadi sejujurnya, ending film ini pun terasa mudah ditebak.

Namun menariknya, alih-alih melindungi sang anak, Santo malah mengajari anaknya untuk membela diri. Ini sesuatu yang cukup berbeda dari kebanyakan film lainnya sehingga membuat film lebih terasa menarik.

Sinematografi yang Cantik

My Name is Vendetta-7_

Meskipun ide ceritanya terbilang biasa saja, tapi harus diakui bahwa film garapan Cosimo Gomez ini cukup memanjakan mata dengan hadirnya beberapa scene pemandangan yang indah.

Dengan teknik pengambilan gambar wideshot, Gomez mencoba menonjolkan keindahan pegunungan Eropa sembari memperlihatkan hubungan ayah dan anak yakni Santo dan Sofia.

Akting Meyakinkan dari Gineva Francesconi

My Name is Vendetta-6_

Yang tak kalah menarik perhatian dalam film ini adalah penampilan aktris muda, Gineva Francesconi. Di usianya yang baru 19 tahun, Gineva mampu tampil memukau dalam film action ini.

Meskipun pengalamannya tampil dalam film belum begitu banyak, tapi Gineva bisa membuktikan kepiawaiannya dalam memerankan karakter gadis remaja yang juga mahir melakukan aksi bela diri.

My Name is Vendetta memang tak banyak menawarkan hal baru dalam konteks ide cerita. Tapi pengemasan film ini terbilang cukup apik dengan sinematografi yang cantik serta akting para pemainnya yang cukup memuaskan. Jadi, film ini cukup seru untuk ditonton saat senggang. Tertarik untuk menontonnya?

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram