logo web

Sinopsis & Review Nomadland, tentang Wanita Nomaden

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Nomadland
4.3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Wanita paruh baya memutuskan untuk menjadi nomaden dan bekerja paruh waktu setelah suaminya wafat dan daerah tempat tinggalnya menjadi kota mati yang ditinggal pergi para penduduknya. Bermodalkan keteguhan hati, dia menjalani kepedihan hidup berpindah-pindah dan mengambil hikmah dari rekan-rekan yang senasib dengannya.

Nomadland adalah film drama karya sutradara Chloe Zhao yang dirilis pada 19 Februari 2021. Film yang berdasarkan buku non-fiksi berjudul Nomadland: Surviving America in the Twenty-First Century karya Jessica Bruder ini berjaya di berbagai ajang penghargaan film, salah satunya adalah meraih Oscar sebagai Best Picture.

Tentunya kita dibuat penasaran dengan apa yang akan disuguhkan film yang menampilkan para kaum nomaden asli ini. Sebelum menontonnya, simak review kami terlebih dahulu.

Sinopsis

nomadland-1_

Empire, 2011. Setelah suaminya wafat setahun yang lalu dan perusahaan tempatnya bekerja ditutup, Fern menjual semua barang yang dimilikinya untuk membeli sebuah mobil van. Dia memutuskan untuk menjadi nomaden dan mencari pekerjaan paruh waktu. Fern mendapat pekerjaan musiman di Amazon dan bertemu dengan beberapa rekan sesama nomaden.

Setelah kontrak kerjanya selesai, Fern diundang oleh Linda May untuk datang ke pertemuan nomaden di gurun Arizona yang dicetuskan oleh Bob Wells. Awalnya Fern menolak dan mencoba bertahan dengan mencari pekerjaan lain yang tidak mudah didapatkan. Ketika suhu udara mulai mendingin, Fern memutuskan untuk datang ke pertemuan komunitas nomaden itu.

Disana Fern belajar beberapa keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh kaum nomaden dan saling berbagi cerita dengan sesama rekannya. Ketika pertemuan itu berakhir dan semua peserta melanjutkan perjalanannya, gurun menjadi sepi dan hanya menyisakan dirinya dan Swankie, wanita paruh baya yang menderita penyakit kanker.

Swankie mengajarkan Fern tentang pentingnya memiliki persiapan yang cukup untuk menjalani hidup sebagai nomaden, salah satunya adalah memiliki ban serep. Tidak berapa lama, Swankie melanjutkan perjalanannya. Fern kemudian bekerja sebagai pengurus perkemahan bersama Linda May di Badlands National Park dan bertemu lagi dengan Dave setelah sebelumnya berkenalan di Arizona.

Dave kemudian dilarikan ke rumah sakit dan harus dioperasi karena penyakit diverticulitis. Mereka berdua kemudian bekerja di sebuah restoran di South Dakota. Suatu malam, putra Dave datang dengan maksud memberi tahu Dave bahwa dia akan segera memiliki cucu dan memintanya untuk pulang ke rumah. Awalnya Dave ragu, tapi Fern berhasil meyakinkannya.

Fern kemudian bekerja di pabrik pengolahan gula bit, tapi kemudian vannya mengalami kerusakan dan harus diperbaiki. Tidak memiliki uang yang cukup, dia menghubungi adiknya di California yang membuatnya harus kesana. Adiknya sempat meminta Fern untuk tinggal bersamanya, tapi dia menolaknya. Setelah mendapat pinjaman uang, Fern pun kembali untuk memperbaiki vannya.

Fern kemudian mengunjungi Dave yang sedang berbahagia karena kehadiran cucunya. Fern sempat kecewa dengan pilihan Dave untuk tetap tinggal di rumah bersama keluarganya, tapi kemudian dia harus mengerti. Keluarga Dave memintanya untuk tinggal bersama mereka yang disetujui oleh Fern, tapi itu hanya berlangsung selama beberapa hari saja, sebelum dia memutuskan untuk pergi.

Setelah sempat mampir di tepian laut dan menikmati suasananya, Fern kembali bekerja di Amazon dan hadir di pertemuan nomaden di Arizona. Kabar duka menyelimuti mereka karena wafatnya Swankie. Setelah berbicara dengan Bob Wells tentang kehidupannya setelah suaminya wafat dan anaknya mati bunuh diri, Fern mendapat pencerahan dan menempuh perjalanan kembali ke Empire.

Setelah membuang sisa barang miliknya di garasi, Fern berkeliling di kota mati itu. Dia mengunjungi bekas pabrik tempatnya bekerja dan rumah yang dulu pernah dia huni bersama keluarganya. Setelah itu, Fern pun pergi dari daerah itu dan menempuh perjalanan berikutnya.

Keindahan Bahasa Gambar yang Puitis

nomadland-2_

Hal pertama kali yang membuat kita kagum dengan film Nomadland ini adalah keindahan sinematografinya. Joshua James Richards, yang juga adalah suami dari sutradara Chloe Zhao, berhasil menampilkan keindahan alam di beberapa daerah yang dilalui oleh karakter Fern, dan Richards lihai dalam memilih waktu yang tepat untuk membesut keindahan itu.

Salah satu yang terbaik dari sekian banyak hasil sinematografi terbaik dalam film ini adalah keindahan matahari di sore hari saat berada pada garis horizon langit di atas samudera yang luas. Rasanya tidak perlu kata, atau puisi paling puitis sekalipun, untuk menggambarkan adegan ini. Cukup dengan diam dan meresapi makna keindahan alam tersebut.

Hasil apik buah kerjasama Richards dan Zhao di film berdurasi 1 jam 47 menit ini sebenarnya adalah peningkatan dari karya mereka sebelumnya di film The Rider (2017) yang memiliki tone dan nuansa yang sama, yaitu kesedihan. Banyaknya bahasa gambar yang ditampilkan, mengingatkan kita dengan film-film karya sutradara Terrence Malick, yang kemudian sangat apresiatif dengan dua film karya Zhao tadi.

Walhasil, berkat kejeniusan, keahlian dan kejujurannya dalam mengarahkan film ini hingga sukses secara kualitas, membuatnya dinobatkan sebagai Best Director, tidak hanya di Academy Awards saja, tapi juga di Golden Globes, BAFTA Awards, dan Independent Spirit Awards. Belum lagi dari beberapa festival film berskala internasional dan berbagai penghargaan dari beberapa forum kritikus film.

Performa Kelas Oscar dari Frances McDormand

nomadland-3_

Sepanjang film Nomadland, kita disajikan akting memikat dari Frances McDormand yang mengisi setiap detik durasi film yang mengambil syuting di 7 negara bagian Amerika dalam 4 bulan ini. Bertindak selaku produser, McDormand seolah masuk dalam sekali ke karakternya, sehingga kita tidak melihatnya sedang berakting melainkan menjalani hidupnya sebagai Fern.

Pendalaman karakter yang dilakukan McDormand tidak main-main, lho! Selama syuting, dia memilih untuk hidup di dalam van, bekerja di semua tempat yang diceritakan di dalam film, dan berteman dengan para nomaden tersebut. Mayoritas film ini yang berisi para nomaden asli bahkan tidak menyadari jika mereka berada di dalam film yang kemudian diputar luas di Amerika hingga berhasil meraih Oscar ini.

Bob Wells, sosok yang menginisiasi pertemuan para nomaden, bahkan tidak tahu jika McDormand adalah seorang aktris. Dalam satu adegan dimana Fern bercerita tentang masa lalu hidupnya sehingga memilih menjadi nomaden kepada Bob membuat Bob menangis saat menontonnya, karena di adegan itu dia memberikan sebuah nasihat yang sangat bagus tentang makna hidup tanpa perpisahan.

Totalitas McDormand dalam mempersembahkan akting terbaiknya untuk film ini terbayar lunas ketika dia dinobatkan sebagai Best Actress di ajang Academy Awards untuk ketiga kalinya, setelah sebelumnya pernah meraih Oscar di kategori yang sama di film Fargo (1996) dan Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017).

Ada fakta menarik lain yang terjadi selama proses syuting film ini. Karena McDormand bekerja dan membaur dengan para nomaden, salah satu dari mereka bahkan memberikan referensi pekerjaan kepadanya apabila kontrak musimannya di Amazon sudah berakhir. Ini adalah salah satu bukti kuat keabsahan akting dari McDormand di film ini.

Penuh Hikmah dan Nasihat Kehidupan

nomadland-4_

Mood film Nomadland memang kelam dan suram karena rasa sedih mendalam yang dialami karakter Fern. Tapi justru film ini banyak memberikan hikmah kehidupan yang kebanyakan berasal dari hasil interaksinya dengan para nomaden. Setiap orang dari kaum ini sebenarnya memiliki latar belakang yang hampir sama, yaitu melupakan kesedihan dengan menikmati hidup dalam perjalanan.

Seperti karakter Swankie yang diceritakan wafat di akhir film, dia menderita penyakit kanker dan memilih hidup nomaden karena dia mencintai hidup seperti ini dan tidak mau menghabiskan sisa hidupnya di ranjang rumah sakit. Kesamaan yang paling banyak ialah mereka adalah warga Amerika paruh baya yang sudah tidak dianggap produktif dan dianggap sudah tidak bisa bekerja lagi.

Sedangkan Dave akhirnya memilih untuk kembali ke rumah dan hidup bersama keluarga sedikit menyiratkan kekecewaan bagi Fern yang baru mulai meniti hidup sebagai seorang nomaden. Tapi manusia berhak untuk memilih dalam hidupnya dan orang lain pun harus terima dengan pilihan tersebut. Sama seperti yang diutarakan oleh adiknya Fern yang kagum dengan keteguhan hati kakaknya itu.

Sekadar tambahan informasi, daerah Empire yang diceritakan sudah menjadi kota mati sejak tahun 2011 di dalam film, di tahun 2016 seiring beroperasinya kembali US Gypsum Corporation, Empire mulai hidup kembali dan kode posnya sudah diaktifkan lagi oleh pemerintah, meski sesuai sensus tahun 2021 penduduknya hanya ada 65 orang saja.

Nomadland adalah salah satu film terbaik di tahun 2020, dimulai ketika penayangan perdananya di Venice Film Festival pada 11 September 2020 dimana film ini mendapat penghargaan Golden Lion, lalu di Toronto International Film Festival dimana film ini meraih People’s Choice Award.

Maka tidak perlu heran jika kategori Best Picture atau Best Film di Academy Awards, Golden Globes, BAFTA Awards dan Independent Spirit Awards semuanya dimenangkan oleh film ini yang membuktikan tingginya kualitas film yang mengangkat status Chloe Zhao sebagai sutradara papan atas Hollywood.

Meski hanya mendapat $2 juta saja dari peredaran bioskop Amerika, dengan cap certified fresh dan raihan berbagai penghargaan, membuat film ini sangat layak untuk ditonton, terutama bagi kalian yang menyukai film-film drama berkualitas. Film ini sudah tersedia di Apple TV+, Disney+ Hotstar dan Google Play Movies. Langsung saja tonton filmnya, ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram