Sinopsis & Review T2 Trainspotting, Reuni Empat Mantan Sahabat
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.
Dalam persahabatan, hubungan terkadang nggak berjalan dengan mulus. Perbedaan karakter serta tujuan bisa menjadi rintangan yang beresiko membuat hubungan dengan sahabat menjadi hancur.
Terlebih kalau ada yang melakukan kesalahan fatal, maka hubungan dengan orang-orang yang biasa sering bersama, berubah menjadi seperti dengan orang asing.
Trainspotting merupakan salah satu film paling ikonik di dekade 90-an. Keberanian mengangkat kehidupan anak-anak muda yang terjerat narkoba menjadi salah satu alasannya.
Di akhir film, keempat sahabat berpisah. Di T2 Trainspotting, hubungan para sahabat yang memburuk itu akhirnya mengarah pada pertemuan keempatnya. Simak lebih lengkap di sinopsis dan review filmnya berikut ini.
Baca juga: Sinopsis & Review Film Desperados (2020), Komedi ala Netflix
Sinopsis
Tahun Rilis | 2017 |
Genre | Adult, Adventure, Black Comedy, Comedy, Coming of Age, Crime, Dark Comedy, Drama, Erotic, Family, Friendship |
Sutradara | Danny Boyle |
Pemeran | Ewan McGregor Ewen Bremner Jonny Lee Miller Robert Carlyle |
Review | Baca di sini |
Dua puluh tahun yang lalu, Mark Renton mencuri uang teman-temannya hasil menjual narkoba sebesar 8.000 USD. Dia kemudian menggunakan uang itu untuk memulai kehidupan yang baru di Amsterdam.
Kini Renton yang sudah berusia 46 tahun, sudah nggak pernah menyentuh heroin lagi tapi tengah dalam proses perceraian dengan istrinya dan pernah terkena serangan jantung ketika berada di gym.
Renton memutuskan untuk berlibur ke Edinburgh yang sudah lama nggak pernah dia kunjungi. Di Edinburg, Spud kembali menggunakan heroin setelah cerai dengan istrinya, Gail, dan gagal mendapat hak asuh atas anaknya, Fergus.
Simon “Sick Boy” Williamson masih menggunakan kokain, punya pub yang sepi pengunjung dan kerap memeras orang lain. Francis Begbie baru saja dijatuhi hukuman tambahan lima tahun penjara. Karena kecewa, Begbie menyerang pengacaranya.
Orang yang pertama Renton kunjungi adalah Spud. Bagi Renton, Spud bukanlah tipikal orang yang berkhianat, maka dari itu sebelum kabur 20 tahun lalu, dia sempat memberi Spud sejumlah uang.
Untungnya, Renton datang di waktu yang tepat karena Spud sedang mencoba bunuh diri. Renton pun berjanji akan membantu Spud mengatasi kecanduannya pada obat-obatan terlarang.
Renton kemudian mengunjungi pub milik Sick Boy. Sick Boy yang masih merasa kecewa karena tindakan Renton, spontan menyerang Renton.
Keduanya akhirnya bisa berdamai setelah Renton membayar bagian Sick Boy yang diambilnya dulu. Sick Boy menerima uang tersebut tapi dia berjanji pada pacarnya, Veronika, bahwa dia akan membalaskan dendamnya.
Di penjara, Begbie melukai dirinya sendiri sehingga dia dibawa ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Begbie kabur ke apartemen istrinya, June. Di sana dia bertemu dengan Frank Jr., anak laki-lakinya yang sudah kuliah mempelajari manajemen hotel.
Begbie meledek pilihan sang anak dan memaksanya untuk terjun ke dalam dunia kriminal dengan cara menjual barang curian.
Begbie mendatangi Sick Boy untuk mengonfirmasi keadaan Renton. Sick Boy mengatakan bahwa dia mendengar Renton tinggal di Amsterdam dan akan memberikan paspor palsu agar Begbie bisa membalas dendam secara langsung.
Sick Boy melakukannya karena dia dan Renton sedang merencanakan bisnis bersama. Renton, Sick Boy dan Veronika mengajukan pinjaman sebesar 100.000 Euro untuk membangun lantai atas pub menjadi tempat sauna.
Sick Boy akan menggunakan sauna itu sebagai kedok rumah bordil seperti yang dia janjikan pada Veronika. Sementara itu, kedekatan Renton dan Veronika membuat keduanya punya hubungan spesial. Spud pun dekat dengan Veronika yang mendorongnya untuk terus menulis memoir.
Sick Boy dilaporkan ke polisi atas tindakan pemerasan. Renton terpaksa meminta bantuan pada mantan pacarnya dulu, Diane. Alhasil, uang yang tadinya akan digunakan untuk berbisnis habis untuk biaya konsultasi hukum dan Sick Boy yang doyan membeli kokain.
Renton tanpa sengaja bertemu Begbie di sebuah klub malam. Begbie langsung mengejar Renton tapi Renton berhasil meloloskan diri.
Renton dan Sick Boy diculik oleh pemilik sauna di seluruh Edinburgh. Dia nggak mau ada kompetitor untuk bisnisnya. Sementara itu, Veronika berencana kabur menggunakan uang hasil pinjaman dan meminta bantuan Spud untuk memalsukan tanda tangan Renton dan Sick Boy.
Bisakah Begbie membalas dendam? Akankah Veronika berhasil membawa kabur uang? Bisakah Spud memperbaiki hubungan dengan istri dan anaknya?
Mengangkat Tema Pertambahan Usia
T2 Trainspotting dirilis 21 tahun setelah film pertamanya, Trainspotting. Pengembangan cerita setiap karakternya pun menjadi sesuatu yang nggak bisa dihindari.
Hebatnya, pengembangan itu dilakukan tanpa meninggalkan identitas yang ditampilkan di film pertama. Hasilnya, kita masih bisa melihat Renton, Sick Boy, Spud dan Begbie yang nyaris sama, hanya saja sudah bertambah usia.
Tema pertambahan usia benar-benar disorot di film ini. Renton punya masalah dengan jantungnya, Sick Boy kesulitan hidup dengan stabil, Spud masih bermasalah dengan heroin serta Begbie masih menjadi antagonis.
Banyak adegan yang menunjukkan bahwa mereka sudah bukan anak muda lagi. Salah satunya adalah adegan di toilet klub malam ketika Begbie memerlukan bantuan Viagra supaya bisa ereksi.
Secara pendalaman karakter, film ini membagi porsinya dengan cukup kuat pada tiap karakter utama. Usia mereka yang sudah menginjak kepala empat, mulai banyak berurusan dengan keluarga.
Frank mencoba menjadi ayah yang nggak abusif seperti ayahnya dulu pada sang anak, Renton bercerai serta Spud berupaya mendapatkan kembali keluarganya. Selain itu, mereka juga masih disatukan karena alasan yang sama yaitu faktor ekonomi.
Referensi ke Film Pertama
Trainspotting menjadi ikonik karena cerita yang relevan dengan generasi muda saat itu dan adegan-adegan yang memorable.
Di T2 Trainspotting, kita seperti dibawa kembali bernostalgia pada film pertamanya, persis seperti niat Renton kembali ke Edinburg. Adegan Renton lari di film pertama kembali dimunculkan hanya saja sudah bukan oleh polisi.
Beberapa lokasi yang dipilih di film ini, masih terhubung dengan film pertamanya. Ada juga Diane, pacar Renton yang di film pertama masih di bawah umur, kali ini berperan memberikan konsultasi hukum.
Lagu-lagu yang nempel di kepala sebagai pengiring di film pertama, kembali dimunculkan tapi dilengkapi dengan lagu-lagu baru atau versi remix dari lagu lama.
Secara sinematografi, film garapan sutradara Danny Boyle ini kembali menunjukkan pergerakan kamera yang dinamis disertai dengan pewarnaan lampu-lampu neon. Secara sekilas, kita akan mengenali teknik yang nggak jauh berbeda dari film pertama.
Lokasinya pun seperti menunjukan bahwa film ini mengangkat cerita dari kalangan kelas bawah. Tapi yang membedakan adalah nggak ada lagi adegan-adegan mengerikan seperti kepala bayi yang bisa berputar ketika Renton sedang sakau.
Spud Mencuri Perhatian
T2 Trainspotting masih mempertahankan empat karakter utama sebagaimana di film pertama. Konflik mengenai perebutan uang pun masih menjadi andalan.
Walau Renton dan Sick Boy yang banyak diangkat sebagai penggerak cerita, tapi cerita tentang Spud-lah yang paling menarik perhatian dari film ini. Spud masih kecanduan menggunakan obat-obatan terlarang sehingga merusak pernikahan serta hubungan dengan anaknya.
Di film ini, kita akan disuguhi perjuangan berat Spud untuk terlepas dari kecanduan, upayanya mendapatkan kembali keluarga serta kemampuannya yang ternyata spesial dalam menulis.
Dibanding karakter lain, Spud yang paling bisa mengikat secara emosional. Tapi tentu saja caranya berbicara dan karakter polosnya tetap mengundang tawa.
T2 Trainspotting berhasil mendefinisikan nostalgia dalam cerita yang sudah berkembang dari film pertamanya. Durasi selama 117 menit nggak terasa terlalu panjang dengan konflik yang terus disajikan tanpa mengurangi identitasnya sebagai hiburan. Kamu lebih suka film pertamanya atau sekuelnya nih? Tulis di kolom komentar, teman-teman!