logo web

5 Fakta Menarik Seputar Film The Next 365 Days (2022)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi

The Next 365 Days adalah titik kulminasi kisah cinta Laura dan Massimo dengan temperatur yang fluktuatif, terkadang panas setelahnya dingin. Apalagi ditambah kehadiran orang ketiga dari keluarga mafia Matos yang menjadi rival keluarga Torricelli.

Film ini menitikberatkan kisahnya pada pergulatan hati Laura dalam menghadapi dilema cintanya. Jika memilih Nacho berarti dia harus mengingkari janji setianya. Dan jika tetap bersama Massimo, dia harus bisa menerima dinginnya sikap sang suami.

Dibalik produksi film ini, ada beberapa fakta menarik yang hadir. Meski banyak menuai respon negatif, beberapa fakta ini membuktikan bahwa film ini adalah hasil usaha maksimal keseluruhan elemen di dalam produksi film ini. Yuk, langsung dilanjut saja menyimak artikel berikut!

Baca juga: Inilah Review & Sinopsis Film 365 Days, Layak Ditonton?

1. Adaptasi Novel Ketiga Karya Blanka Lipinska

Adaptasi Novel Ketiga Karya Blanka Lipinska_

Blanka Lipinska memulai menulis novel 365 Days dan dua buku sekuelnya setelah mendapat inspirasi setelah membaca novel trilogi Fifty Shades saat berlibur di Sisilia. Blanka Lipinska sendiri berujar bahwa kisah dalam novelnya ini adalah semi otobiografi hidupnya. Benarkah itu? Hanya penulisnya yang tahu.

Tapi yang pasti, ketiga novel ini cukup laris di pasaran seiring popularitas film pertamanya saat ditayangkan di Netflix secara global. Meski menuai kontroversi seputar tema penculikan dan perendahan kaum wanita, tetap saja popularitas film ini tidak tertahan.

Alhasil, Netflix membeli lisensi untuk film kedua dan ketiganya untuk ditayangkan sebagai original film di platform streaming-nya.

Jika sekilas membaca sinopsis novelnya, ada beberapa perbedaan dengan hasil akhir yang ditampilkan di filmnya. Di dalam novel, Laura diceritakan mengandung selagi masih dalam pemulihan akibat ditembak Anna beberapa waktu lalu.

Dan keluarga Matos, sebagai rival keluarga Torricelli, melancarkan berbagai aksi yang membahayakan nyawa Laura. Sedangkan di filmnya, mereka langsung pergi dari Sisilia.

Banyak pembacanya merasa kecewa dengan akhir cerita yang disuguhkan di novel ini. Mungkin sama kecewanya dengan para penonton yang berharap tidak pernah menyaksikan film penutup trilogi 365 Days ini. Semoga saja kisah nafsu berbalut cinta ini berhenti cukup sampai disini.

2. Syutingnya Dilakukan Secara Berkesinambungan dengan Film Keduanya

Syutingnya Dilakukan Secara Berkesinambungan dengan Film Keduanya

Sejak film 365 Days menjadi film terpopuler di Netflix di tahun 2020 lalu, rencana untuk memulai proyek film sekuelnya sudah mulai dicanangkan. Netflix yang merasa diuntungkan dengan popularitas film ini, membeli lisensinya untuk ditayangkan secara eksklusif di platform streaming-nya.

Terhalang pandemi Covid-19, proses syuting film ini baru bisa dilangsungkan di bulan Juli 2021 dengan lokasi di Italia dan Polandia.

Dengan konsep back-to-back, syuting untuk dua film ini selesai pada awal September. Oleh karena itu, nuansa kedua film ini nyaris serupa, begitu pula dengan kualitasnya.

3. Dipenuhi Iringan Lagu Pop-Rock Eropa

Dipenuhi Iringan Lagu Pop-Rock Eropa

Sama seperti dua film sebelumnya, The Next 365 Days ini juga memiliki soundtrack yang berlimpah. Jika ditotal, ada 26 lagu yang hadir di dalam filmnya. Lagu-lagu dengan genre pop-rock ini mengiringi berbagai adegan, terutama adegan sensualnya.

Jumlah soundtrack di film ini lebih sedikit dibandingkan dengan lagu-lagu yang mengisi film 365 Days: This Day yang berjumlah 35 lagu.

Khusus untuk di film ketiga ini, ada 10 lagu yang hanya bisa didengar di film ini, yaitu “Heartbeat” dan “Choose” dari Ian Scott, “Learn to Love Again” dan “Wallows” dari Tommy Docherty, dan “Whole Life” dari Tommy Docherty & Marissa.

Selain itu masih ada lagu “Control” dari Natalia Krakowiak, “Kill This Love” dari Jozefina, “All Alone” dari EMO & Marissa, “Ghost” dari Marissa dan “Casual” dari Bryska.

Michele Morrone menyumbang satu lagu berjudul “Angels” yang hadir di adegan penutup. Sedangkan sisanya adalah lagu-lagu karya EMO (6 lagu), Jhn McFly (3 lagu), JJ Abel (3 lagu), Marissa dan Bryska masing-masing menyumbang satu lagu solo lagi.

Dengan banyaknya lagu-lagu yang menjadi soundtrack-nya, maka dua film ini tampil layaknya kompilasi video klip dengan selingan jalan cerita yang terasa tidak diutamakan.

4. Deretan Pemeran yang Tetap Dipertahankan

Deretan Pemeran yang Tetap Dipertahankan

Salah satu kekuatan sebuah film adalah akting para pemerannya. Merekalah yang menerjemahkan isi cerita lewat ekspresi yang melekat pada karakter yang dibawakan. Dan Netflix tetap mempertahankan deretan cast dari film 365 Days, terutama dua pemeran utamanya.

Meski akting mereka di film pertama tersebut tidak bisa dinilai baik, namun Anna-Maria Sieklucka dan Michele Morrone adalah wajah dari film ini.

Tidak mungkin rasanya mengganti mereka di tengah proyek yang sedang berjalan, meski hasilnya performa mereka di dua film terakhir ini tidak bisa melebihi performa akting yang mereka suguhkan di film pertamanya.

Apalagi kemudian porsi Michele Morrone menjadi lebih sedikit tergantikan dengan karakter Nacho yang diperankan oleh Simone Susinna. Aktor debutan ini tampil lumayan bagus di film 365 Days: This Day, namun cenderung menurun dan tak bisa mempertahankan performa tersebut di film The Next 365 Days.

Diantara para pemeran ini, hanya Magdalena Lamparska yang tampil stabil dan bahkan mencuri perhatian di film ketiga ini dengan lebih banyak kelucuan yang dibawakannya.

5. Konsep Elemen Suspense di Setiap Pembuka Film

Konsep Elemen Suspense di Setiap Pembuka Film

Apakah kalian merasa terkejut melihat mobil yang ditumpangi oleh Laura tidak keluar lagi dari terowongan di film 365 Days dan meninggalkan tanda tanya besar tentang apa yang terjadi?

Lalu di akhir film 365 Days: This Day, Laura ditembak oleh Anna dan jatuh bersimbah darah dalam pelukan Massimo. Pasti kita tertegun menyaksikannya, bukan?

Konsep ini di dalam istilah perfilman disebut “cliffhanger”, dimana penonton akan menyaksikan elemen yang membuat terkejut di akhir film sehingga mereka ingin mengetahui jawabannya dari film lanjutannya. Dan konsep ini digunakan berulang kali dalam trilogi 365 Days ini.

Namun justru konsep inilah yang menjadi faktor pelemah film dari sisi cerita yang sudah mengecewakan penontonnya sejak awal film. Di pembuka film 365 Days: This Day, Laura dan Massimo menikah beberapa waktu setelah peristiwa kecelakaan di terowongan.

Kejadian itu hanya diungkit oleh Laura kepada Olga dimana ternyata karena kecelakaan itu Laura mengalami keguguran dan sopirnya menjadi trauma.

Artinya kecelakaan itu cukup parah, namun bekas-bekasnya tidak terlihat sama sekali pada fisik Laura. Konsep yang sama diulangi lagi di pembuka The Next 365 Days dimana Massimo terlihat berduka di depan makam membuat kita mengira bahwa Laura telah tewas.

Tapi pemikiran kita digocek ketika adegan berikutnya memperlihatkan Laura sedang terbaring tidur di ranjang dan siap bercumbu.

Dan sekali lagi, tidak ada bekas luka tembakan dari insiden fatal di akhir film keduanya. Inilah yang membuat hati dan pikiran para kritikus film juga penonton menangis perih. Film ini seolah ingin menggunakan konsep brilian tersebut namun dengan eksekusi yang melecehkan akal.

Dan di akhir film ketiga ini, ending-nya dibuat menggantung sekali lagi. Masih yakin mau menyaksikan jawabannya apabila ada film keempatnya kelak?

Itulah 5 fakta menarik yang ada pada film The Next 365 Days sebagai penutup dari sebuah trilogi drama erotis yang fenomenal ini.

Sudah pasti banyak yang kecewa dan tidak ada jaminan ada penonton yang menilai positif akan ketiga film ini. Seluruh film ini sudah tersedia lengkap di Netflix, jika berminat langsung klik tombol play dan selamat menyaksikan!

Kategori:
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram