showpoiler-logo

Sinopsis & Review Film Biografi I, Tonya (2017)

Ditulis oleh Aditya Putra
I, Tonya
3.8
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Masyarakat seringkali dibuat terguncang oleh adanya skandal yang melibatkan orang-orang ternama. Status sebagai selebriti, politisi, atau bahkan atlet yang punya nama besar akan jadi bulan-bulanan publik apabila melakukan sebuah kesalahan yang fatal.

Malah nggak sedikit skandal-skandal itu yang masih diperbincangkan padahal sudah terjadi lama sekali. Nama Tonya Harding mungkin nggak begitu populer di Indonesia. Tapi publik Amerika dibuat terhenyak ketika Tonya dan suaminya didakwa melakukan sebuah tindakan kejahatan.

New York Times malah melabeli kejadian itu sebagai salah satu skandal terbesar di dunia olahraga Amerika Serikat. Nah, cerita dari sisi Tonya diungkap dalam film I, Tonya. Yuk, simak sinopsis dan review filmnya.

Baca juga: Sinopsis dan Review Roxanne Roxanne, Biografi Ratu Rap

Sinopsis

Sinopsis

Pada tahun 1974 di Portland, Oregon, Tonya Harding yang masih berusia empat tahun dipaksa untuk berlatih seluncur es oleh ibunya, LaVona Golden.

Ketika beranjak ke usia remaja, orang tua Tonya memutuskan untuk menghentikan anaknya bersekolah agar fokus di bidang seluncur es. Hal itu membuat Tonya disebut sebagai salah satu peseluncur es terbaik.

Tonya merasa bahwa karirnya terhambat karena statusnya sebagai orang dari kelas bawah. Berbeda dengan peseluncur lain, Tonya terpaksa membuat kostum bertandingnya sendiri.

Pun dengan caranya memilih lagu populer sebagai pengiring ketika bertanding. Di usia ke-15, dia pacaran dengan Jeff Gillooly yang tiga tahun lebih tua darinya. Di usia Tonya ke-19, dia menikah dengan Jeff.

Kehidupan Tonya setelah menikah nggak membaik. Sang suami malah sering bertindak abusif. Bahkan keduanya sering bertengkar sampai melibatkan fisik.

Sang ibu yang mengetahui kejadian menyuruh Tonya untuk bertahan dan melanjutkan hidup begitu saja. Tonya menyalahkan LaVona dan menganggap sang ibu nggak membesarkannya dengan baik.

Hubungan Tonya dan pelatihnya, Diane, memburuk. Tonya pun memecatnya dan menggantinya dengan Dody Teachman. Kemampuan Tonya dalam seluncur es terus meningkat bahkan bisa melakukan Axel Jumps, salah satu trik paling sulit di dunia seluncur es.

Pada Winter Olympics tahun 1992, Tonya mencoba melakukan trik itu tapi nggak mendarat dengan benar. Akibatnya, dia berada di peringkat empat.

Prestasi yang kurang maksimal membuat Tonya memilih kembali hidup bersama Jeff. Dia pun mulai bekerja sebagai pramusaji. Diane membujuk Tonya supaya nggak menyerah dan kembali berlatih demi mengikuti Olimpiade tahun 1994. Tonya pun kembali berlatih.

Ketika mengikuti sebuah turnamen pada November 1993, Tonya mendapat ancaman mati. Hal itu membuat Tonya memilih untuk nggak turut serta. Jeff merasa bisa melakukan tugas mulia sebagai suami dengan melakukan sabotase untuk membantu karir Tonya.

Dia bekerja sama dengan temannya, Shawn Eckardt, untuk mengirim ancaman pembunuhan pada rival Tonya, Nancy Kerrigan. Jeff memancing Tonya untuk mencari tahu tempat Nancy berlatih. Tonya pun mencari informasi tempat serta waktu Nancy berlatih.

Eckardt menyewa dua orang untuk mencederai Nancy. Pada 6 Januari 1994, dua orang suruhan Eckardt mencederai lutut Nancy sehingga Nancy nggak bisa mengikuti Kejuaraan Nasional. Upaya dua orang tersebut ketahuan oleh polisi dan keduanya pun ditangkap.

Sementara itu, Eckardt dengan bangganya memberi tahu Jeff lewat telpon bahwa sudah berhasil menjalankan misinya. Padahal, Jeff sedang diperiksa oleh FBI.

Eckardt ditangkap oleh kepolisian sedangkan Jeff dicurigai terlibat dalam tindakan mencederai Nancy. Tonya yang lolos menjadi bagian tim Olimpiade, sadar bahwa tuduhan akan mengarah juga pada dirinya.

Dia mencoba melapor pada FBI tentang tindakan Jeff dan Eckardt. Petugas FBI memperlihatkan interogasi Jeff ketika diinterogasi. Jeff pada saat itu menyatakan Tonya tahu rencana jahat tersebut.

Tonya meninggalkan Jeff dan memilih untuk hidup sendirian. LaVona berkunjung untuk melihat anaknya yang tampak tertekan. Dia menanyakan pada Tonya apakah tahu rencana Jeff dari awal.

Tonya kemudian menemukan bahwa LaVona menggunakan penyadap. Apakah Tonya akan mengikuti Olimpiade? Ataukah dia justru akan ditangkap oleh kepolisian dan gagal berkompetisi?

Pendalaman Karakter yang Kuat

Pendalaman Karakter yang Kuat

I, Tonya menjadikan sosok Tonya Harding sebagai penggerak cerita. Sebagai film biografi, kehidupan masa kecil Tonya pun ditampilkan. Bahkan yang ditampilkan bukan hanya sisi yang inspiratif, melainkan secara gamblang.

Diperlihatkan bagaimana Tonya di usia anak-anak menderita karena sang ibu yang abusif memaksanya berlatih seluncur es. Masa remaja Tonya pun nggak ketinggalan untuk diungkap. Dia berkembang menjadi perempuan muda mandiri, bahkan mengetahui seluk-beluk mesin mobil.

Sebagaimana remaja, dia mulai menyukai sosok pria yaitu Jeff. Bahkan setelah empat tahun berpacaran, dia dan Jeff memutuskan untuk menikah. Tapi pernikahan di usia muda dengan emosi yang belum matang menjadi masalah baru di hidup Tonya.

Usia dewasa menjadi puncak konflik di film ini. Punya suami dan ibu abusif nggak membantu karir Tonya. Bahkan kulminasi dari kehidupan masa kecil menjadikannya sosok yang temperamen. Dia nggak segan-segan memarahi juri yang dianggap nggak bertindak adil.

Tonya yang menganggap dirinya white trash atau kaum kulit putih kelas dua, semakin sulit dikendalikan. Padahal baginya, seluncur es adalah satu-satunya hal yang dia kuasai dan cintai.

Pendalaman karakter yang tepat dalam I, Tonya menampilkan sosok Tonya secara lengkap sampai apa yang membuatnya menjadi sosok yang keras.

Secara sinematografi, film ini berhasil memberikan pengalaman seolah-olah kita hidup dalam tiga dekade yaitu 70-an, 80-an dan 90-an dengan perubahan tone, gaya rambut sampai pakaian para pemainnya. Dengan narasi para pemainnya, kita seperti menonton acara dari masa lalu.

Bersikap Netral

Bersikap Netral

I, Tonya dibuat berdasarkan pengumpulan bahan dari kumpulan wawancara Tonya dan Jeff. Sebagaimana kesaksian yang bisa dipalsukan, film ini pun nggak berupaya menjadi pembelaan bagi Tonya.

Bahkan ungkapan “everyone has their own truth” menjadi sebuah upaya film ini bersikap netral. Pasalnya, nggak ada yang benar-benar tahu apakah kesakian Tonya atau Jeff itu sepenuhnya benar.

Tonya beberapa kali menyatakan bahwa apa yang menimpa Nancy bukanlah kesalahannya, melainkan Jeff. Narasi itu berlawanan dengan kesaksian Jeff yang juga mengisi narasi di film ini berdasarkan kesaksiannya.

Dua kesaksian berbeda ini menjadi penguat bahwa sang sutradara, Craig Gillespie, seperti ingin memberi kesempatan pada penonton untuk menilai sendiri.

Dari segi cerita, I, Tonya seperti sengaja dibuat saling kontradiktif antara Tonya dan Jeff. Tapi hal itu jugalah yang membuat film ini terasa seru.

Terlebih dengan dimasukkannya unsur komedi yang menjadi penyegar dan membuat cerita nggak terlalu serius. Porsi komedinya pun cukup pas dan dihadirkan di momen-momen yang tepat.

Penampilan Apik Margot Robbie

Penampilan Apik Margot Robbie

Dengan judul film I, Tonya maka sosok Tonya Harding-lah yang menjadi pusat cerita dan itu benar-benar dilakukan. Margot Robbie yang memerankan karakter Tonya berhasil menjadi sosok yang keras, temperamental sekaligus rapuh.

Adegan dia menghapus riasan di wajah sambil menghadap kamera benar-benar menyentuh dan menunjukkan sisi rapuh Tonya Harding.

Robbie bukan hanya pandai memainkan emosi kita dengan adegan-adegan menyentuh atau ketika dia marah-marah, tapi juga bisa piawai bermain dalam biografi berbentuk mockumentary ini.

Hal itu menunjukkan bahwa aktris asal Australia itu merupakan pemain peran yang serba bisa. Bahkan bisa dibilang, film ini merupakan salah satu penampilan terbaiknya.

I, Tonya merupakan film yang secara berani menunjukkan kehidupan seorang atlet seluncur es tanpa ditutup-tutupi. Setidaknya, film ini berhasil memberinya kesempatan untuk melihat skandal yang melibatkan dirinya dari kacamatanya sendiri dan suaminya.

Durasi yang nggak terlalu panjang yaitu 119 menit terasa cukup untuk memberikan hiburan yang membuat perasaan kita campur aduk.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram