showpoiler-logo

Sinopsis & Review The Legacy of a Whitetail Deer Hunter

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Legacy of a Whitetail Deer Hunter
2.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang ayah dan temannya membawa serta putranya dalam perburuan kali ini untuk mendapatkan rusa pertama baginya. Ternyata tidak mudah untuk mewariskan hobi, ilmu dan sifatnya kepada sang anak yang ternyata memiliki hidup yang lebih kompleks untuk anak seusianya.

The Legacy of a Whitetail Deer Hunter adalah original film Netflix yang dirilis pada 6 Juli 2018 setelah sebelumnya tayang perdana di Festival South by Southwest. Menampilkan Josh Brolin dan Danny McBride, film ini menawarkan kisah sederhana tentang hubungan antara seorang ayah dan putranya. Akankah sang ayah berhasil menurunkan warisannya? Simak review kami terlebih dahulu.

Sinopsis

  • Tahun: 2018
  • Genre: Comedy, Drama
  • Produksi: Rough House Pictures, Scott Rudin Productions
  • Sutradara: Jody Hill
  • Pemeran: Josh Brolin, Danny McBride, Montana Jordan

Buck Ferguson adalah seorang pemburu profesional yang terkenal berkat video-video berburunya. Bersama Don, mereka sering melakukan perburuan rusa di hutan, terutama rusa yang memiliki ekor putih. Buck mengajak putranya yang berusia 12 tahun untuk perburuan kali ini dengan niat mendekatkan diri kepada anaknya dan bisa mewariskan semua yang dia tahu tentang dunia berburu dan direkam oleh Don.

Buck datang menjemput Jaden di rumah ibunya yang kini sudah memiliki tunangan yang dekat dengan putranya. Greg, kekasih baru Linda, memberikan hadiah senapan berat kepada Jaden, sedangkan Buck hanya bisa memberikan senapan berburu klasik. Ada rasa cemburu dan tidak suka menelusup di hati Buck. Mereka pun berangkat menuju hutan.

Ternyata semua yang ada dalam benak Buck yang sudah direncanakannya tidak semudah yang diduga. Jaden memiliki sifat dan minat yang berbeda dengannya dan cenderung memiliki sikap yang berbeda untuk anak seusianya. Jaden sibuk dengan pacarnya yang selalu menelepon dan mengganggu acara perburuan. Hal ini cukup membuat Buck kesal.

Beberapa kali momen yang direncakan untuk direkam sebagai bahan video nanti gagal karena sikap Jaden yang tidak bisa ditebak. Dia lebih senang mendengarkan musik dan duduk menunggu daripada bergerak perlahan dan mencari tempat strategis untuk menembak rusa. Bahkan ketika kesempatan itu datang, Jaden tidak mampu untuk menarik pelatuk dan membiarkan rusa itu pergi.

Kekesalan Buck semakin memuncak, tetapi berhasil diredam oleh Don yang memintanya untuk bersabar dan mencoba bersikap baik agar bisa masuk ke dalam pikiran Jaden. Don sendiri beberapa kali justru berhasil mengajak Jaden berbicara, bahkan mereka terlibat dalam beberapa obrolan yang seru yang malah membuat Buck merasa semakin tersisihkan.

Mereka masuk semakin dalam ke hutan dan menemukan rusa gagah yang membuat mereka terpesona. Buck serta-merta langsung mengubah tujuan mereka untuk memburu rusa yang memiliki tanduk yang indah itu. Dalam pengejaran itu, tensi emosi menjadi tinggi dimana Buck sangat terobsesi dengan rusa itu dan sedikit mengabaikan putranya. Sempat disinggung oleh Don, justru mereka bertengkar.

Don kemudian memilih pergi meninggalkan mereka karena perburuan ini dianggapnya sudah terlalu jauh dari rencana. Tinggal berdua, Buck berusaha untuk bisa mengambil hati Jaden kembali. Suatu hari mereka menemukan rusa itu dan siap membidiknya. Ketika senapan ditembakkan, rusa itu berlari dan mereka menembak lagi justru mengenai Don yang ternyata masih berada di sekitar situ.

Buck panik dan segera menyusun rencana untuk menyelamatkan Don. Mereka menggotong Don untuk kembali menuju kendaraan mereka di luar hutan, tetapi jarak menuju kesana memakan waktu yang lama, sementara itu kondisi Don semakin memburuk. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat rakit dan menyusuri sungai yang berarus deras. Mereka akhirnya berhasil selamat dan kembali pulang.

Josh Brolin dalam Performa Santai

Josh Brolin adalah salah satu aktor Hollywood yang memiliki karir naik-turun seperti yoyo. Dia pernah dipuji karena performa apiknya di film Milk (2008) yang mengantarkannya masuk nominasi Oscar di kategori Best Supporting Actor, tetapi dia juga banyak menuai cacian karena performa buruknya di film Jonah Hex (2010). Brolin juga termasuk salah satu aktor yang sering terlibat dalam proyek besar.

Siapa yang menduga jika di tahun 2018 Brolin menjadi “raja musim panas” dengan tiga filmnya yang sukses besar? Dia tampil sebagai Thanos di film Avengers: Infinity Wars (2018) di bulan April, lalu sebagai Cable di Deadpool 2 (2018) di bulan Mei, dan sebagai Matt Graver di film Sicario: Day of the Soldado (2018) di bulan Juni. Kemudian di bulan Juli, Brolin hadir di film Netflix ini.

Setelah tiga performa dalam film sukses yang cenderung berat itu, film dengan durasi 1 jam 23 menit ini bisa dibilang sangat santai baginya. Meski begitu, Brolin tampil tidak ala kadarnya dan tidak mengecewakan sama sekali. Perannya sebagai Buck Ferguson yang berprofesi sebagai pemburu rusa dengan kumis macho dibawakannya dengan sangat baik.

Arah Cerita yang Kurang Mengikat

Tapi sayangnya, performa apik Brolin tidak didukung oleh naskah dan pengarahan yang baik oleh Jody Hill. Padahal di 10 menit awal, film ini tampak menjanjikan dengan beberapa footage video dokumenter Buck Ferguson tentang dunia berburu yang seolah mengesankan nuansa komedi yang lucu. Tetapi ketika film masuk ke kedalaman “hutan” cerita, arahnya semakin tidak jelas. Mereka tersesat.

Jody Hill dan kedua rekan penulisnya yaitu aktor Danny McBride dan John Carcieri seolah ingin membuat kisah yang berimbang antara hubungan ayah-anak dan masalah pribadi sang pemburu, tapi tampaknya cerita menjadi berat sebelah dan lebih memihak kepada masalah personal karakter utamanya yang digambarkan adalah sosok yang egois.

Ketimpangan ini kemudian membuat konteks film yang mengusung unsur “legacy” tidak sesuai dengan temanya. Kita mengharapkan Buck bisa mewariskan wawasannya kepada anaknya, tetapi di akhir cerita, warisan itu sepertinya tidak berhasil disampaikan, karena di alur ceritanya, ketiga penulis ini tampak asyik menceritakan aktivitas dan keegoisan Buck, sehingga kisah hubungan dengan Jaden tidak mengikat.

Potensi yang Kurang Tergali

Selain dangkalnya penceritaan tentang hubungan ayah dan anak ini, film yang memiliki sinematografi yang biasa saja meski ada satu adegan petualangan di sungai deras yang dibesut dengan baik ini sebenarnya memiliki banyak potensi yang bisa membuatnya tampil lebih baik lagi. Salah satunya adalah pemilihan aktor untuk memerankan Jaden yang bisa dibilang gagal dibawakan oleh Montana Jordan.

Mungkin memang karakter Jaden harus tampil layaknya generasi milenial yang setia dengan gadget dan bersikap cuek serta sedikit menyebalkan, tapi Jordan membawakannya terlalu datar tanpa meninggalkan kesan apa-apa bagi kita. Sedangkan karakter Don yang dibawakan secara bersahaja oleh Danny McBride justru bisa tampil lebih bersinar jika diberikan waktu dan konflik yang lebih berat dari yang sudah ada.

Sebagai penulis naskah, tentu McBride mudah membawakan karakter rekaannya, sehingga bisa melontarkan banyak kalimat menggelitik di setiap adegannya. Kalimat yang terdengar biasa tapi diucapkan oleh McBride pada saat yang tepat ternyata bisa mengundang tawa.

The Legacy of a Whitetail Deer Hunter memang bukan film drama tentang hubungan ayah dan anak yang bagus, juga bukanlah film dengan unsur komedi yang membuat kita tertawa terpingkal-pingkal, tapi setidaknya film ini masih memiliki faktor positif dari performa apik Josh Brolin sebagai pemeran utamanya. Jujur, tanpanya film ini tidak akan layak ditonton. Siap berburu rusa? Langsung play di Netflix, ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram