showpoiler-logo

Sinopsis & Review And Tomorrow The Entire World (2020)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
And Tomorrow The Entire World
3.3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang gadis dari keluarga baik-baik, berkecukupan, mendapat fasilitas memadai untuk berkembang, terlibat dalam kelompok antifa. Tidak membekali diri dengan apa-apa kecuali nekat, dia ikut gerakan demonstrasi damai.

Rencananya berubah karena dia mulai tertarik menyampaikan protes dengan cara yang rusuh. And Tomorrow The Entire World (2020) menyajikan keseluruhan cerita gadis tersebut untuk Anda. Sebelum itu tak ada salahnya menyimak sinopsis dan ulasannya berikut ini.

Sinopsis

Film dimulai dengan memperlihatkan seorang gadis berjalan menenteng senjata laras panjang. Disusul sebuah teks bertuliskan bahwa Republik Federal Jerman adalah negara demokrasi dan sosial; tak lama terlihat gadis itu membuang senjatanya dengan kesal.

Semua warga Jerman berhak melawan siapa pun yang ingin menghapus tatanan konstitusional ini jika tidak ada cara lain. Begitu bunyi Pasal 20 Ayat 4 Konstitusi Jerman yang termuat dalam teks pembukaan di film ini.

Film berlanjut dengan memperlihatkan adegan ketika Luisa (Mala Ernde) tampak menunggu seseorang di pinggir jalan. Tak lama orang yang ditunggu datang. Dia adalah Batte (Luisa-Celine Gaffron), teman Luisa semasa di sekolah. Bersama Batte, Luisa menghampiri beberapa pemuda dan dikenalkan pada mereka.

Mereka kemudian terlihat memilih-milih, menyelamatkan bahan makanan yang masih bisa dimanfaatkan dari tumpukan makanan sisa secara sembunyi-sembunyi. Di markas mereka, Luisa yang rupanya adalah ‘anak baru’ memperkenalkan diri. Dia adalah mahasiswi hukum tahun pertama yang masih dibiayai orangtua.

Kelompok tersebut terlihat tak begitu tertarik dengan kehadirannya. Mereka langsung membubarkan diri dan bersiap untuk rapat lain yang nantinya membahas soal unjuk rasa yang akan dilakukan. Benar saja, tak lama para anggota dipanggil kembali untuk berkumpul.

Seorang pemuda tampak sedang mempresentasikan sesuatu yang membahas tentang pelarangan Perlindungan Tanah Air Selatan dan seorang pria bernama Niemann beserta kaki tangannya.

Pemuda itu meminta pada yang lain untuk mengirimkan informasi apapun terkait orang tersebut padanya, karena hal itu akan berguna. Pemuda tersebut sekaligus mengingatkan bahwa Niemann dan kaki tangannya berbahaya.

Selesai pemuda itu bicara, Batte menyampaikan sesuatu agar membuat unjuk rasa tetap berjalan damai. Tujuan mereka adalah untuk mendapat perhatian dan membuat perubahan.

Batte kemudian meminta Peppa membuat spanduk bersama Luisa. Sudah mendapat tugas membuat spanduk, Luisa masih saja bingung dan canggung hingga dia diingatkan oleh pemuda salah satu anggota lama di sana.

Alih-alih bergabung, Luisa memutuskan pulang ke rumah dan terlihat membawa bekal. Subuh-subuh sekali Luisa sudah meninggalkan rumah dan pergi kuliah. Di sana dia kembali bertemu Batte.

Pada kuliah yang dia dan Batte hadiri dosen menjelaskan mengenai hak melawan siapa pun yang mencoba menghancurkan tatanan konstitusional demokrasi yang bebas, seperti dijelaskan pada beberapa ayat di undang-undang Jerman, dijamin secara hukum.

Dosen lalu bertanya apa maksud dari aturan tersebut dan kapan hak tersebut berlaku? Seorang mahasiswa menjawab setelah kudeta atau saat-saat sudah terlambat. Dosen melanjutkan materinya.

Dia sengaja memancing para mahasiswa untuk berpikir kritis dengan melontarkan pernyataan yang berbunyi bukankah seharusnya hak tersebut berlaku sebelum tatanan konstitusional terancam?

Bukankah seharusnya diizinkan melawan mereka yang menyiapkan kudeta antidemokrasi? Mendengar pertanyaan itu Luisa mengangkat tangannya, mencoba mengutarakan sesuatu. Luisa mengatakan bahwa polisi dan hukum seharusnya menangani hal itu lebih dulu. Lagipula menurutnya hak hanya berlaku saat cara lain tak bisa digunakan.

Dosen membenarkan perkataan Luisa sebelum seorang mahasiswa menginterupsinya. Mahasiswa itu mengajukan pertanyaan retoris: lalu bagaimana jika pihak berwenang melanggar hak dasar seperti hak orang Jerman untuk aman, untuk dilindungi dari imigran gelap? Pernyataannya ini mengundang reaksi tak suka dari mahasiswa lainnya.

Di tengah suasana yang ricuh, dosen tersebut mengatakan bahwa kepercayaan terhadap pihak berwenang adalah alasan hak melawan ini ditetapkan. Cerita berlanjut saat Luisa sudah bergabung bersama teman-teman demonstran yang lain. Sambil meneriakkan antifascista berulang kali mereka berdemo di depan seorang pembicara wanita.

Kerusuhan mulai terjadi ketika beberapa oknum melempari wanita tersebut dengan kue tart. Pihak kepolisian berhasil menangkap salah satunya tapi Luisa yang melihat itu tidak tinggal diam. Dia mengambil ponsel si pendemo yang terjatuh dengan maksud mengalihkan perhatian pihak kepolisian. Benar saja, gadis itu kini dikejar oleh pihak berwajib dan berhasil dilumpuhkan.

Terlihat sekilas polisi itu menggeledah Luisa sampai melakukan sesuatu yang melecehkan. Hingga tiba-tiba seseorang bertopeng datang dan memukul polisi tersebut hingga pingsan. Dia membawa Luisa melarikan diri. Seseorang itu rupanya Alfa (Noah Saavedra), pemuda yang sempat menegur Luisa beberapa waktu lalu.

Keduanya lantas keluar dari persembunyian dan menyamarkan penampilan. Di sini Luisa harus menutupi celananya yang basah karena ngompol. Saat berhasil kumpul kembali dengan kelompoknya, mereka justru berdebat.

Batte yang melihat Luisa sedikit terluka di ujung bibir meradang. Alfa menanggapinya dengan tegang dan mengatakan tak seharusnya membawa orang baru dalam kelompok mereka. 

Luisa akhirnya memutuskan pulang, sambil berusaha membuka telepon genggam yang dia pungut dari salah satu pendemo. Kejadian tadi rupanya tak begitu saja bisa dilupakan Luisa. Saat sedang beristirahat pun dia tiba-tiba terbangun, seolah mengalami lagi hal tersebut.

Luisa kemudian terbangun dan memutuskan pergi menemui Batte. Dia akhirnya dibolehkan untuk tinggal bersama anggota demonstrasi yang lain. Hubungan Luisa dan Batte rupanya lebih dari teman. Mereka menjalin hubungan yang romantis. Lalu bagaimana kelanjutan perjuangan Luisa, Batte dan yang lain?

Gadis Pejuang Antifa yang Tak Tahu Apa-Apa

Hidup nyaman sebagai anak keturunan kaum bangsawan Jerman, Luisa yang diperankan aktris Mala Ernde memilih bergabung bersama pejuang antifa. Sayangnya, latar belakang dia sebagai mahasiswi hukum tidak cukup membantu dalam pergerakan yang diikuti.

Kesan pertama yang akan Anda dapat dari karakternya yaitu Luisa adalah seorang mahasiswi yang ikut-ikutan kelompok tertentu hanya untuk mengubah pandangan orang lain bahwa gadis kaya sepertinya juga bisa ikut melakukan perubahan atau sebagainya.

Sebagai orang yang hendak melawan neo-Nazi, dan kelompok kanan dia bahkan tak mengenal tokoh legenda yang akan dihadapinya. Semua yang dilakukan gadis ini merupakan bentuk gejolaknya sebagai kaum muda yang ingin keluar dari zona nyaman kekayaan kedua orangtua.

Perubahan karakter Luisa, dari tak tahu apa-apa menjadi berapi-api pun sebagian besar lebih terlihat karena dipengaruhi oleh emosinya; ketertarikan pribadinya pada karakter Alfa yang menggebu-gebu dan lebih memilih cara kekerasan untuk protes daripada demonstrasi damai.

Cerita Latar Belakang Kurang Jelas

Bagi Anda yang tidak mengikuti atau tahu banyak sejarah mengenai Nazi atau sejarah Jerman sayap kanan sayap kiri, And Tomorrow The Entire World (2021) film ini cukup membingungkan.

Sutradara tidak menyertakan latar belakang yang cukup jelas mengenai pergerakan yang Luisa dan teman-temannya lakukan; seolah semua penontonnya paham betul tentang antifasis dan sebagainya.

Alur juga tidak menceritakan seperti apa gerakan gelombang neo-Nazi yang bangkit kembali di kota tempat mereka tinggal, sehingga setiap motif terasa kurang membawa pesan yang ingin disampaikan. Anda hanya akan disuguhi bagaimana mereka menyusun rencana untuk demontrasi atau merusak mobil secara berkelompok.

Scene yang menceritakan bagaimana bahayanya kelompok yang mereka lawan dalam film ini, sama sekali tidak ada. Diganti dengan selipan drama-drama yang memuat adegan dewasa yang tidak terlalu cocok untuk film bertema seperti ini.

Belum lagi bagian yang menampilkan komune yang ditinggali Luisa dan teman-teman lainnya. Di sini Anda akan lebih banyak melihat scene makan-makan, mengumpulkan bahan pangan atau pesta daripada pergerakan atau pemikiran brilliant kaum muda antifa.

Membosankan dengan Durasi Panjang

Sebagai film berdurasi hampir 2 jam, tepatnya 111 menit, And Tomorrow The Entire World (2020) tidak mengemas konflik dan alur cerita dengan menarik, bahkan cenderung membosankan.

Anda hanya akan melihat karakter-karakternya seolah melakukan hal tanpa dasar. Beberapa adegan terlihat dipanjang-panjangkan, yang seharusnya bisa dibuat lebih pendek tapi padat.

Dengan balutan sinematografi yang terasa memperlihatkan kekacauan dan semrawutnya situasi serta orang-orang di dalamnya, And Tomorrow The Entire World (2020) rasanya bukan tipikal film yang cocok untuk banyak orang.

Bagaimana pun isu politik, apalagi menjurus ke satu kelompok tertentu, seperti Nazi, bukan kapasitas semua orang. Hanya memang, ada nilai-nilai tentang kesetiaan dan idealism masa muda di sini yang cukup nyambung dengan kondisi banyak orang.

Jika Anda suka dengan film-film bertema politik, pergerakan orang-orang muda melawan kelompok yang dianggap berbahaya, serta karakter sempurna dalam keadaan tidak sempurna, ia bisa jadi akan cocok. Apakah tertarik menontonnya? And Tomorrow The Entire World bisa disaksikan di Netflix!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram