Sinopsis Review Carrie, Balas Dendam Gadis Korban Bully
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.
Sebagai gadis remaja, Carrie yang pemalu dan minder kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman-temannya. Tanpa melakukan kesalahan fatal, dia sering di-bully dengan ditertawakan dan diperlakukan semena-mena. Di rumah, Carrie tinggal bersama seorang ibu yang religius tapi justru tidak bisa melindunginya.
Rasa marah Carrie suatu hari berubah jadi kekuatan yang mengerikan. Dia mampu menerbangkan dan menggerakkan barang serta orang-orang hanya dengan memandangnya. Kekuatan itu yang pada akhirnya digunakan sebagai senjata membalas dendam.
Seperti apa persisnya film yang dibintangi oleh Chloë Grace Moretz ini? Anda boleh baca sinopsis dan ulasannya lebih dulu di bawah ini sebelum menonton nanti. Simak sama-sama yuk!
Sinopsis
Tahun Rilis | 2013 |
Genre | Drama, Family, Horror, Psychological, Romance, Sci-Fi, Supernatural, Teen, Thriller, Tragedy, Youth |
Sutradara | Kimberly Peirce |
Pemeran | Chloë Grace Moretz Julianne Moore Gabriella Wilde Ansel Elgort |
Review | Baca di sini |
Margaret White (Julianne Moore) seseorang yang fanatik terhadap agama. Suatu hari dia melahirkan tanpa bantuan siapa pun. Setelah bayinya lahir, Margaret berniat membunuhnya tapi berubah pikiran. Bayi itu pun tumbuh besar menjadi seorang gadis pemalu dan lugu bernama Carrie White. Pembawaan Carrie yang tidak percaya diri membuatnya kesulitan bersosialisasi. Akibat dari itu Carrie tidak memiliki teman.
Suatu hari saat pelajaran Voli Air, Carrie tidak sengaja mengenai temannya dengan bola. Semua orang menertawakannya akibat kejadian tersebut. Lepas itu dia pun mandi dan kaget mendapati dirinya berdarah.
Carrie spontan berteriak dan meminta pertolongan. Tak lama teman-teman sekolahnya datang. Alih-alih menolong, mereka yang mengira Carrie tengah haid menertawakan dan melemparinya dengan banyak pembalut. Salah satunya, yaitu Chris Hargensen (Portia Doubleday) bahkan merekam kejadian tersebut.
Carrie masih beruntung karena Miss Desjardin (Judy Greer) segera datang dan menenangkannya. Gadis tersebut lantas dibawa ke ruangan kepala sekolah untuk diinterogasi.
Kepala sekolah mengatakan akan memanggil Margaret, walau ibu Carrie itu punya masa lalu tidak menyenangkan dengan guru-guru terdahulu. Carrie menolak dan marah hingga tiba-tiba galon di ruangan tersebut pecah. Walau begitu Margaret tetap datang dan membawa putrinya pulang.
Carrie yang sudah berada di mobil tetap tidak luput dari bullying. Kali ini dilakukan oleh seorang anak laki-laki yang sedang bersepeda. Carrie yang kesal hanya menatapnya dengan tajam, tak lama anak itu terjungkal. Masuk ke dalam rumah, Carrie sudah mendapati sang ibu membentur-benturkan kepalanya ke tembok sembari memeluk sebuah alkitab.
Rupanya Margaret melakukan itu karena merasa anak gadisnya sudah berdosa sebab Carrie mandi di pemandian umum. Dalam sekejap alkitab yang dipeluknya dari tadi, dia pukulkan ke arah kepala Carrie. Margaret juga menyeret gadis tersebut ke sebuah ruangan khusus yang memang disediakan untuk mengakui dosa-dosa.
Carrie yang sudah dalam posisi dikurung, berteriak dari dalam hingga membuat pintu ruangan itu retak. Anehnya, patung Yesus Kristus yang ada di ruangan itu juga mengeluarkan darah. Cerita berpindah pada Sue Snell (Gabriella Wilde) dan Tommy Ross (Ansel Elgort) yang sedang bersama. Sue mengatakan dirinya menyesal telah merisak Carrie. Sementara itu, Chris benar-benar tanpa ampun mengunggah video Carrie ke saluran yang lebih besar.
Esok harinya, Miss Desjardin mengetahui video tersebut telah diunggah. Dia menyurigai Chris dan Sue dan mengatakan bahwa pihak sekolah akan menghukum siapa pun yang melakukan itu. Akibat dari perbuatan bodoh Chris, seisi sekolah menertawakan Carrie. Gadis itu marah lalu pergi ke kamar mandi. Saat berada di kamar mandi dan menghadap kaca, kaca tersebut tiba-tiba pecah dengan sendirinya.
Kejadian demi kejadian yang tak masuk akal mulai membuat Carrie sadar bahwa dirinya punya kekuatan. Gadis itu lantas mencari segala macam informasi terkait dengannya. Pada malam hari saat sudah berada di rumah, Carrie mulai ‘memancing’ kekuatannya dan dia berhasil menerbangkan buku-buku bahkan tempat tidurnya.
Mendengar kegaduhan dari atas, Margaret menuju kamar Carrie dengan membawa sebilah pisau. Saat masuk kamar, dia sudah mendapati anak gadisnya sudah tidur tapi sebelum pergi dia menyimpan pisau tersebut di meja dekat tempat tidur Carrie.
Keesokan harinya Sue meminta Tommy membujuk Carrie untuk datang ke pesta sekolah dalam rangka menebus kesalahannya. Dia akan membiarkan Tommy bersama Carrie di pesta tersebut.
Pemuda itu lantas membujuk Carrie tapi tidak dipercaya. Carrie kemudian pergi menyendiri dan ditemui oleh Miss Desjardin. Sang guru lantas meyakinkan Carrie untuk pergi. Setelahnya dia mendatangi Sue dan Tommy untuk mengonfirmasi dan mengingatkan agar mereka tidak mengganggu Carrie dan menipunya.
Ketika Carrie akhirnya bersedia pergi ternyata dia tidak mendapat izin dari Margaret. Kecewa dan marah, Carrie terang-terangan menunjukkan kekuatannya tersebut di depan sang ibu. Dia bahkan berani mengangkat tubuh ibunya. Peristiwa ini membuat Margaret berpikir bahwa Carrie adalah penyihir.
Hari perayaan pesta sekolah pun tiba. Margaret yang masih berusaha menahan Carrie, justru berhasil ditahan di dalam ruangan. Gadis itu lalu pergi dengan dijemput Tommy yang tampak mulai terpesona oleh kecantikannya. Mereka berdansa dan Carrie mulai nyaman menikmati keberadaan Tommy. Tanpa dia tahu Chris dan teman-temannya telah menyiapkan satu ember darah babi untuk kembali merisaknya.
Sue yang mengetahui hal tersebut bergegas pergi ke sekolah. Sementara itu Chris memanipulasi hasil voting mengenai siapa raja dan ratu sekolah malam itu. Dia sengaja memenangkan Tommy dan Carrie. Saat keduanya naik ke atas panggung, Chris menumpahkan seember darah babi tepat di atas Carrie. Mengetahui hal ini, Tommy marah.
Tidak berhenti sampai sana, Chris mulai memutar video yang sempat direkamnya beberapa waktu lalu. Pesta pun seketika menjadi kacau. Carrie yang sangat begitu marah akhirnya memperlihatkan kekuatan yang dia miliki. Lantas apa yang terjadi pada anak-anak itu terutama Chris? Apakah dia bisa selamat dari amukan Carrie setelah menyebabkan semua kekacauan?
Film Supernatural Bertema Klasik
Stephen King dan imajinasinya banyak disadur menjadi berbagai film bertemakan supernatural, horror atau psychological thriller. Film Carrie 2013 menjadi salah satunya. Ia merupakan remake ketiga dari novel karya Stephen King yang terbit tahun 1974. Sebelum ini, Carrie sudah difilmkan pada tahun 1976 dan 2002.
Cerita Carrie sangat klasik. Anda akan melihat seorang gadis canggung dan pemalu yang mengalami perundungan di sekolah. Tanpa disadari dia punya kekuatan yang dapat menerbangkan dan menghancurkan barang-barang di sekitarnya.
Gadis bernama Carrie dalam imajinasi King bisa mengendalikan apa pun dari jauh dan tanpa menyentuh. Kekuatan itulah yang dipakai untuk membalas sakit hatinya pada orang-orang di sekitar.
Dampak Buruk Bullying dan Orang Tua yang Obsesif
Tanpa perlu penelitian lebih mendalam, kita semua bisa melihat bahwa film Carrie menunjukkan bahwa tindakan bullying bisa mengakibatkan kerusakan yang sebegitu kuat. Apa-apa yang dihancurkan karakter Carrie sebenarnya terlihat sebagai gambaran betapa perundungan memang dapat menghancurkan mental; memorak-porandakannya tanpa terkendali.
Dalam film ini Anda juga bisa merasakan bahwa yang dibutuhkan seseorang adalah percaya, penghargaan dan pengakuan, seperti yang dilakukan karakter Tommy padanya, bukan pengekangan berdalih melindungi seperti yang Margaret lakukan. Sebagai ibu tunggal yang religius, Margaret juga penuh sekali dengan ketakutan yang pada akhirnya justru menghancurkan karena disertai dengan paranoid.
Selain itu Margaret adalah ibu yang manipulatif karena di akhir film dia berpura-pura memeluk Carrie sebelum akhirnya menusuk sang putri dari belakang karena ingin membunuhnya.
Singkatnya, beban mental Carrie sebagai gadis remaja sangat berat. Anda bisa ikut merasakan putus asa yang Carrie derita melalui scene-scene dalam film ini. Ketika scene rumah Carrie dan Margaret hancur, Anda akan setuju bahwa itu seperti simbol dari kehancuran hidup seorang Carrie.
Visual Efek yang Terasa Nyata
Sebagai film yang diproduksi di tengah kecanggihan teknologi, visual efek atau spesial efek yang ditampilkan film Carrie (2013) tentu berbeda dengan dua film sebelumnya. CGI yang Anda saksikan di film ini terasa nyata sebagai sebuah kekuatan magis manusia.
Adegan ketika Carrie mengeluarkan kekuatan telekinesisnya, seperti menghentikan mobil yang sedang dikendarai Chris hingga membuat bagian depan mobil tampak penyok dan ban belakang mobil terangkat, dibuat dengan sangat detail dan halus, sehingga yang ditampilkan pun realistis.Â
Belum lagi ketika Carrie berhasil menerbangkan pisau-pisau yang kemudian menancap di tubuh Margaret. Efek-efek tersebut jadi elemen penting yang berhasil menaikkan kengerian film ini.
Carrie (2013) terbukti sukses di pasaran. Walau tentu saja tidak luput dari kritik-kritik tajam, film arahan Kimberly Peirce ini diapresiasi dalam beberapa penghargaan.
Carrie (2013) memenangkan kategori Best Horror Film di ajang People’s Choice Awards tahun 2013 lalu. Ia juga diapresiasi pada ajang Women Film Critics Awards dengan kategori Hall of Shame. Penasaran dengan keseluruhan ceritanya? Anda bisa menyaksikannya secara langsung!