10 Film Korea Terbaru yang Lagi Hits di Tahun 2024

Lim Gyu Nam (Lee Je Hoon) adalah seorang tentara Korea Utara yang sudah satu dekade bertugas. Ia menyatakan akan pensiun dari tugasnya, meski sebenarnya berencana untuk kabur ke Korea Selatan dan memulai hidup baru yang lebih bebas.

Gyu Nam membuat berbagai strategi untuk melarikan diri, tetapi salah satu juniornya, Kim Dong Hyuk, mengetahui rencananya dan memutuskan untuk bergabung dengannya. Keduanya lantas bekerja sama untuk mewujudkan pelarian mereka, meski pada akhirnya tetap tertangkap.

Mayor Li Hyeon Sang (Koo Kyo Hwan) dari Badan Keamanan Nasional Korea Utara datang untuk menyelidiki kasus ini. Hyeon Sang adalah teman masa kecil Gyu Nam, dan alih-alih menuduh Gyu Nam sebagai pembelot, ia justru mengubah sang sahabat menjadi pahlawan yang menangkap pembelot.

Sayangnya Gyu Nam kekeuh dengan pendiriannya untuk kabur, menyebabkan Hyeon Sang murka. Hyeon Sang pun bertekad untuk menggagalkan rencana sahabatnya, karena ternyata ia berusaha melindungi nyawa Gyu Nam. Yup, dalam film ini penonton akan menyaksikan dua sahabat masa kecil itu kejar-kejaran bak kucing dan anjing.

Pada tahun 1971, terjadi pembajakan pada pesawat Korean Air F27 yang dilakukan oleh seorang pemuda berusia 22 tahun. Pemuda tersebut berusaha membajak pesawat agar landing di Korea Utara, namun pelaku berhasil ditembak meski bom yang ia bawa meledak dan membuat banyak crew serta penumpang terluka. Kejadian inilah yang diadaptasi oleh film Hijack 1971.

Film ini berlatar di Bandara Sokcho pada musim dingin 1971, ketika pilot Tae In (Ha Jung Woo) dan Gyu Sik (Sung Dong Il) melakukan penerbangan menuju Gimpo. Penerbangan itu semula berjalan lancar, tapi tak berselang lama setelah lepas landas, sebuah bom rakitan meledak di dalam pesawat.

Ledakan itu datang dari seseorang pemuda bernama Yong Dae (Yeo Jin Goo), yang mencoba membajak pesawat dan mengambil kendali kokpit karena ingin menerbangkan pesawat ke arah Korea Utara.

Gyu Sik yang menjadi kapten dalam penerbangan terluka akibat ledakan hingga kehilangan satu penglihatannya. Hanya Tae In yang menjadi harapan di tengah situasi kacau tersebut. Ia pun mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan penumpang lainnya dalam kapal, meski kepalanya ditodong pistol oleh Yong Dae.

Bagaimana rasanya bila kamu dapat berkomunikasi kembali dengan orang-orang terkasih yang telah meninggal dunia? Terasa mustahil bukan? Tapi inilah premi yang diadaptasi dalam film Wonderland.

Wonderland sendiri adalah dunia rekaan di mana orang yang telah meninggal dunia bisa ‘dihidupkan’ kembali melalui teknologi kecerdasan buatan. Namun, realitas di Wonderland diatur oleh Harry dan Hyun Soo, selaku penanggung jawab dunia simulasi itu.

Di sisi lain, Jeong In, mengalami masa-masa sulit ketika kekasihnya, Tae Ju, jatuh koma. Jeong In sangat ingin berbicara dengan pacarnya lagi, jadi ia memanfaatkan Wonderland untuk terhubung dengan Tae Ju dan berusaha mempererat hubungan mereka.

Selain kisah Tae Ju, kita juga akan menyaksikan kisah Bai Li. Seorang wanita yang telah meninggal namun bisa terhubung dengan putri dan keluarganya di dunia nyata melalui Wonderland.

Dalam The Plot, Kang Dong Won akan reuni dengan Lee Dong Hwi, lawan mainnya di film Broker dan Dr. Cheon and Lost Talisman; meski Dong Hwi hanya ditunjuk sebagai pemeran pembantu. Karakter yang dilakoni Kang Dong Won di film ini diceritakan sebagai seorang “desainer” yang terlibat dalam mengatur pembunuhan agar tampak seperti sebuah kecelakaan.

Kliennya tentu saja orang-orang jahat yang sudah merencanakan sebuah pembunuhan secara matang. Dengan imbalan yang menggiurkan, Yeong Il (Kang Dong Won) melakukan pekerjaan ini untuk menunjang kehidupannya.

Suatu hari, Yeong Il mendapatkan permintaan dari klien dengan tugas yang lebih berat. Kali ini, target pembunuhan tersebut adalah sosok berpengaruh yang menjadi sorotan media dan dunia. Meski risikonya sangat besar, Yeong Il memilih untuk melanjutkan misi tersebut bersama rekan-rekan satu timnya, yakni Jackie (Lee Mi Sook), Wol Cheon (Lee Hyun Wook), dan Jeom-man (Tang Jun Sang).

I, The Executioner adalah film bergenre drama aksi menegangkan asal negeri ginseng yang mengangkat kisah tentang pemecahan kasus di satuan reserse kriminal kepolisian Korea Selatan. Film ini merupakan sekuel dari film sebelumnya berjudul Veteran yang rilis pada tahun 2015. Sutradara Ryu Seung Wan kembali dipercaya oleh CJ Ent untuk mengarahkan film ini.

Setelah berhasil mengusut tuntas kasus kriminal yang dilakukan oleh konglomerat kuat Grup Sinjin (dalam film Veteran (2015), detektif polisi Seo Do Cheol (Hwang Jung Min) kembali harus berurusan dengan kasus kriminal lainnya. Kali ini detektif Do Cheol melakukan perburuan seorang pembunuh berantai yang telah mengguncang Korea Selatan.

Dalam usaha perburuan pelaku pembunuhan tersebut, detektif Do Cheol tidak bekerja seorang diri. Ia ditemani oleh anggota detektif polisi muda bernama Park Sun Woo (Jung Hae In) yang baru saja bergabung dalam tim Do Cheol. Mereka berdua harus bekerja sama untuk  menangkap sang pelaku juga memberantas orang-orang jahat yang terlibat dalam kasus itu.

Di era pendudukan Jepang di Korea, tepatnya tahun 1944, seorang filmmaker ternama ditemukan tewas. Untuk mengungkap misteri ini, seorang pengacara cerdas, Chan Keun, dan seorang penulis misteri berbakat, So Yoon, mengumpulkan delapan orang yang dicurigai sebagai pelaku.

Delapan tersangka yang terdiri dari dokter gigi, pengusaha muda, pemilik kafe, operator telepon, dan seorang arsitek, dikumpulkan dalam satu ruangan. Suasana tegang mewarnai ruangan saat Chan Keun memulai interogasi. Masing-masing tersangka harus menceritakan alibi mereka dan membuktikan bahwa mereka bukan pembunuhnya.

Namun, sebelum penyelidikan selesai, satu per satu tersangka diracuni dan terbunuh secara misterius. Kepanikan pun melanda, dan mereka menyadari bahwa mereka terjebak dalam permainan maut. Dengan waktu yang tersisa hanya 3 jam, para tersangka yang tersisa harus bekerja sama untuk menemukan pembunuh sebenarnya sebelum mereka semua menjadi korban.

Film indie korea Selatan ini merupakan karya sutradara sekaligus penulis Oh Incheon. Meski pembuatan filmnya terkesan sangat sederhana, plot yang diangkat 8 Suspect akan menarik bagi penggemar film misteri.

Di usianya yang 40tahunan, Woo Seok adalah tulang punggung keluarganya. Ia berprofesi sebagai seorang stuntman, padahal saat masih muda ia bercita-cita menjadi aktor populer. Sayang, bekas luka di wajahnya menjadi alasan mengapa Woo Seok tak bisa menjadi aktor sungguhan.

Suatu hari, Woo-Seok membantu seorang biksu tua yang hampir tertabrak mobil. Ia membeli lima jimat dari biksu tersebut. Tak disangka, jimat itu membawanya kembali ke tahun 1997, tepatnya saat ia masih duduk bangku SMA.

Antara kaget sekaligus senang, Woo-Seok pun berjanji untuk mengubah kehidupannya. Ia ingin menjadi murid yang rajin dan meraih mimpinya sebagai aktor. Bahkan, ia juga menghindari Ji-Min, wanita yang akan menjadi istrinya di masa depan. Pasalnya, karena pertemuannya dengan Ji Min lah, Woo Seok mendapat luka di wajahnya.

Film drama supernatural ini disutradarai oleh Shin Seung Hoon. Jajaran pemainnya pun kebanyakan diisi oleh aktor muda, termasuk Koo Jun Hoe dari grup idola IKON.

Si Young terpilih menjadi cast utama dalam sebuah film seni yang syutingnya dilakukan di sebuah sekolah tua. Si Young yang merupakan penari bersama temannya, Chae Yoon, mempersembahkan sebuah tarian yang tampak seperti ritual perdukunan sebagai bagian dari scene film yang diproduksi.

Meski bisa merasakan hawa “aneh” sejak pertama kali datang ke lokasi tersebut, baik Si Young dan staf lain tetap mencoba melanjutkan syuting. Namun, situasi menjadi kacau ketika seorang staf terjatuh dari atap dengan gerak-gerik seperti kerasukan.

Para staf dan aktor lain pun menyaksikan tubuh staf tersebut hancur. Anehnya, perlahan staf tersebut malah bangkit kembali seperti zombie. Teror pun dimulai ketika zombie tersebut mulai menyerang dan menginfeksi staf lainnya. Selain harus mengungkap keanehan yang terjadi, para penyintas juga berusaha untuk keluar dari terror mengerikan ini.

Sebagai sutradara, Han Dong Seok memadukan aspek keberagaman agama di Korea dengan kengerian zombie dalam film ini. Han Dong Seok juga mengatakan bahwa film garapannya ini diilhami dari film-film zombie populer karya Umberto Renzi dan Lamberto Bava.

Mengambil tema jurnalisme dan gelapnya dunia daring, Troll Factory akan mengajak kita pada kisah yang dialami oleh seorang reporter yang diperankan oleh Son Suk Ku.

Im Sang Jin (Son Suk Ku) bekerja sebagai jurnalis sebuah perusahaan surat kabar. Namun, ia diskrors akibat menulis berita tentang kasus korupsi seorang konglomerat dari Grup Manjeon.

Suatu hari, Sang Jin menerima sebuah informasi mengenai satu kelompok yang disebut Tim Alley. Tim ini konon bertanggung jawab atas manipulasi opini publik secara daring. Regu ini pula yang membuat beritanya tentang Grup Manjeon dinilai fake oleh publik. Anggotanya sendiri terdiri atas Jjing Ppeot Kking (Kim Sung-Cheol), Chat Tat Kat (Kim Dong-Hwi), dan Paeb Taek (Hong Kyung).

Karena ingin mengembalikan reputasinya sebagai jurnalis, Sang Jin pun menyelidiki keberadaan Tim Alley. Namun, apa yang ditemukannya cukup mengejutkan karena ternyata ada pihak kuat yang jadi backingan kelompok tersebut.

Sama seperti negara lainnya, Korea Selatan juga punya sejarah kelam yang pernah dilalui warganya, seperti halnya yang menjadi inspirasi dalam film ini. The Unforgettable Day mengambil latar waktu saat adanya Gerakan Demokratisasi Gwangju pada 18 Mei tahun 1980.

Gerakan ini terjadi karena presiden Chun Doo Hwan yang diktator mengambil alih kekuasaan dan memberlakukan darurat militer, menyebabkan banyak kerusuhan dan penyerangan dari pihak militer.

The Unforgettable Day sendiri mengambil sudut pandang satu keluarga yang memiliki sebuah restoran di Gwangju. Sebagai kepala keluarga, kakek dari Cheol Su sudah sangat lama mendambakan restorannya sendiri. Namun, kebahagiaannya saat berhasil membuka restoran Cina pertamanya ini tak bertahan lama ketika perlahan mulai terjadi banyak kericuhan di Gwangju.

Tak hanya restorannya saja yang berada dalam bahaya, akibat kericuhan ini kakek pun harus melindungi keluarganya. Apalagi keluarganya sering dicap sebagai komunis oleh warga sekitar dan kabar ini tercium oleh pihak militer.