showpoiler-logo

Sinopsis & Review Drama Malaysia Melur untuk Firdaus (2022)

Ditulis oleh Suci Maharani R
Melur untuk Firdaus
3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Bagaimana sih rasanya tidak dicintai oleh suami? Hal ini bisa kamu rasakan meski lewat sebuah drama saja lho. Drama televisi asal Malaysia yang berjudul Melur untuk Firdaus (2022), menjadi kisah yang relate dengan pertanyaan tadi.

Drama ini mengisahkan Melur yang diperankan oleh Anna Jobling, berusaha meluluhkan hati sang suami bernama Firdaus yang diperankan oleh Meerqeen.

Meski sudah menikah, nyatanya Firdaus tetap tidak bisa melupakan mantan kekasihnya. Tak hanya mengisahkan soal hubungan Melur dan Firdaus yang bikin emosi saja.

Ternyata drama besutan Zamri Zakaria ini juga menyentil mengenai berbagai isu rumah tangga. Sebut saja mengenai kekerasan dalam rumah tangga, hingga praktek patriarki yang salah.

Lalu, bagaimana awal kisahnya Melur dan Firdaus bisa menikah? Bagi kamu yang sudah penasaran banget.

Sepertinya harus banget membaca sinopsis dan ulasan singkat mengenai drama Malaysia berjudul Melur untuk Firdaus (2022). Yuk, simak reviewnya berikut ini!

Baca juga: 10 Film Malaysia Terbaru yang Wajib Ditonton di 2022

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun Rilis: 2022
  • Genre: Drama, Romantic, Family
  • Produksi: A-Ten Alliance
  • Sutradara: Zamri Zakaria
  • Pemain: Meerqeen, Anna Jobling, Fimie Don, Nesa Idrus
  • Jumlah Episode: 28 Episode

Firdaus (Meerqeen) sedang dilanda gundah, pasalnya sang ayah terus memintanya untuk segera menikah. Sebenarnya hal ini bukan hal yang sulit, toh Firdaus memiliki kekasih yang sudah ia kencani selama tujuh tahun.

Tapi yang menjadi masalah, sang kekasih yang bernama Dee (Nesa Idrus) terus saja menolak ajakan menikah dengan alasan masih ingin berkarir.

Sudah sangat buntu, akhirnya Firdaus terpaksa menerima perjodohan yang dirancang oleh ayahnya. Sejak awal, Firdaus sudah beranggapan bahwa wanita yang dinikahinya adalah gadis biasa yang aneh.

Apalagi namanya sangat tradisional, Melur (Anna Jobling) inilah nama wanita yang kelak jadi istrinya. Lucunya, di hari pernikahannya Firdaus dibuat kaget saat ia mendengar nama asli sang calon istri.

Firdaus baru mengetahui, bahwa nama asli istrinya bukan Melur melainkan Adriana Zulaikha. Bahkan saat melihat wajah sang istri, Firdaus merasa seperti mendapatkan rezeki nomplok.

Karena wajah melur sangat cantik, wanita ini juga sholeha dan memiliki senyum yang sangat manis. Namun semua ini masih belum cukup untuk membuat Firdaus melupakan mantan kekasihnya.

Setelah beberapa hari terlihat canggung, Firdaus akhirnya mengaku pada sang istri bahwa ia masih mencintai dan akan terus mencintai Dee.

Bahkan Firdaus mengatakan, bahwa pernikahannya dengan Melur tidak akan bertahan lama dan ia akan menikah dengan Dee di masa depan. Melur tentu sakit hati mendengarkan hal ini, tapi ia tidak mau memperlihatkannya kepada sang suami.

Apalagi saat Firdaus mengatakan ia masih berhubungan dengan Dee dibalik sepengetahuan orang tuanya. Hati Melur jelas hancur, tapi wanita ini tidak kehabisan akal dan cara untuk meluluhkan sang suami.

Melur malah membuat syarat yang harus dipatuhi oleh Firdaus, jika pria itu masih ingin bersama Dee. Syarat-syarat yang dibuatnya adalah cara agar Melur bisa menjadi istri yang baik bagi Firdaus.

Pada awalnya Firdaus tidak menyangka hal ini, tapi lama-lama hati Firdaus mulai luluh dengan kebaikan dan ketulusan Melur.

Di saat cinta mulai bersemi, ada Dee yang tidak rela untuk kehilangan pria yang selalu mencintainya. Dari sinilah Dee melancarkan aksinya untuk memfitnah Melur, apalagi setelah ia tahu Melur mudah sakit dan memergoki wanita itu berbicara sendiri.

Dee mengatakan kepada ayah Firdaus, bahwa Melur mengalami gangguan mental dan wanita yang penyakitan. Sejak saat itu sang ayah meminta Firdaus untuk segera menceraikan Melur dan menikahi Dee.

Hal ini membuat Firdaus dilema, apalagi kondisi kesehatan melur semakin hari semakin memburuk. Tapi istrinya itu tidak pernah mau untuk diajak ke rumah sakit. Sebenarnya ada apa dengan Melur? Lalu berhasilkah usaha Dee untuk menghancurkan rumah tangga Melur dan Firdaus?

Premis Sederhana, tapi Pengembangannya Bikin Emosi

Premis Sederhana, Tapi Pengembangannya Bikin Emosi

Melur Untuk Firdaus (2022) menjadi drama yang unexpected populer banget di kalangan para penonton Indonesia. Drama yang ditayangkan Disney+ Hotstar Malaysia ini memang membuat para penontonnya dipenuhi amarah.

Bagaimana tidak, perjuangan Melur untuk meluluhkan hati Firdaus dibumbui dengan intrik dan berbagai fitnah. Jujur saja drama ini memang melelahkan, bukan karena durasi episodenya yang panjang.

Tapi hampir setiap episodenya selalu saja membuat saya kesal dengan sosok Firdaus dan ayahnya. Tak hanya itu, Dee yang berperan sebagai pelakor dalam drama ini juga tidak boleh sampai dilewatkan.

Uniknya, drama besutan sutradara Zamri Zakaria ini sebenarnya memiliki premis yang sederhana. Adapun premis utamanya adalah kisah hidup dari pasangan yang menikah karena dijodohkan oleh orang tua mereka.

Sebenarnya kisah Melur dan Firdaus tidak akan bergejolak seperti ini, tapi penulis ceritanya terlihat sangat ahli soal memberikan bumbu-bumbu masalah. Satu isu yang dilempar, tapi ending-nya bisa bisa berubah menjadi berbagai masalah baru.

Bagi saya, Melur Untuk Firdaus (2022) menjadi drama paling bikin emosi di tahun 2022. Bahkan saya bisa mengatakan, drama ini lebih bikin emosi dibandingkan dengan The Penthouse (2020-2021).

Drama ini membuat saya merasa sangat lelah, karena harus menahan emosi setiap menontonnya. Tapi semua ini membuktikan, bahwa drama Malaysia ini digarap dengan baik hingga bisa mempengaruhi penonton.

Beberapa Isu Sosial dalam Dramanya

Beberapa Isu Sosial dalam Dramanya

Sejak awal saya sudah sering mengutip, bahwa drama berjudul Melur Untuk Firdaus (2022) ini mengangkat beberapa isu sosial.

Sebenarnya tidak hanya ada satu atau dua isu sosial dalam drama Malaysia ini, saya mencatat setidaknya ada lebih dari empat isu penting. Tapi yang menjadi fokus utamanya, saya menyukai cara mereka memperlihatkan standar soal suami ideal.

Firdaus memang tampan, mapan dan berasal dari keluarga yang baik, tapi ia tidak memiliki standar sebagai imam yang baik. Bagi saya Firdaus tidak lebih dari pria bucin yang bodoh, benar-benar copycat dari sosok ayahnya yaitu Walid.

Apalagi dalam scene ketika ayah dan anak menanggapi kebohongan Dee, kedua pria ini diperlihatkan sebagai sosok bodoh, berpikiran sempit dan mudah terpengaruh.

Lalu isu soal keluarga patriarki, saya lihat mereka ingin mengatakan bahwa era ini sudah tidak berlaku lagi. Sosok kepala keluarga bukan pria yang tegas dengan pemikirannya sendiri, tapi tegas dalam membimbing anaknya.

Terutama sosok Walid, pria ini menjadikan agama sebagai dasar dari segala argumennya dan membuatnya jadi sosok egois.

Apalagi caranya menghina sosok perempuan, jujur saja saya sangat geram dengan sosok Walid. Bagaimana bisa seorang ayah membiarkan putrinya dipukuli hingga babak belur, tapi ia tetap saja mendukung menantunya.

Ia hanya memperdulikan keinginan dan pemikirannya sendiri, ia juga tidak pernah memikirkan perasaan anak, istri apalagi orang lain.

Akting Para Pemeran Utamanya Tidak Stabil

Akting Para Pemeran Utamanya Tidak Stabil

Meski drama satu ini berhasil membuat saya naik darah, tapi ada beberapa catatan penting yang ingin saya sampaikan.

Salah satunya mengenai performa akting dari para pemeran utamanya, Anna Jobling, Meerqeen dan Nesa Idrus. Performa akting mereka terasa kurang stabil, pasalnya ada beberapa scene emosional yang gagal dieksekusi.

Anna Jobling terlihat less emotion, ketika ia menangisi tewasnya sang sahabat dalam sebuah kecelakaan. Hal ini senada dengan Meerqeen dan Nesa idrus, kekurangan mereka adalah di scene-scene emosional.

Memang tidak semuanya gagal, tapi cukup sering juga mereka terlihat kurang menjiwai. Meski begitu untuk episode terakhirnya, ketiganya berhasil menunjukkan akting dan emosi terbaiknya.

Saya juga ingin membicarakan soal sinematografinya. Saya pikir gambar yang diberikan masih sangat standar dan digarap dengan sangat sederhana.

Lalu soal perpindahan plotnya yang terkadang terasa kagok dan membingungkan. Mungkin mereka harus lebih hati-hati lagi saat menyunting. Sementara untuk soundtrack-nya, saya menyukai lagu-lagu yang diputar dalam drama ini.

Inilah sinopsis dan ulasan singkat mengenai drama Malaysia berjudul Melur untuk Firdaus (2022). Untuk kamu yang ingin menguji emosi, sepertinya drama ini sangat cocok. Tapi untuk kamu yang emosian, saya tidak menyarankan untuk menontonnya.  

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram